‘Mimpi di Siang Bolong’ Pengangguran Dapat Gaji

Opini634 views

Oleh: Siti Maisaroh, S.Pd

Entah serius atau bercanda, tersebar dimedia massa, kalau bapak Joko Widodo selaku presiden sekaligus calon presiden petahana meluncurkan sebuah janji kampanye yang terdengar sedikit nyeleneh. Ini dinilai akan sulit diwujudkan. Demikian penilaian wakil ketua DPR RI, Fahri Hamzah. Fahri menyoroti, pada periode pertama ada beberapa masalah yang belum diselesaikan oleh Jokowi. Misalnya, soal devisit BPJS, selain itu, Fahri mengatakan, penanganan korban pasca gempa di NTB juga belum selesai. Sebab sepengetahuannya masih banyak korban yang menempati tenda lantaran belum mendapat uang bantuan pendirian kembali tempat tinggal dari pemerintahan. “Ini nih yang masih perlu uang. Ini belum dibayar tiba-tiba sudah ada janji mau kasih kartu pada pengangguran akan dikasih uang, ah ini kan mustahil,” ujar Fahri di kompleks DPR RI Senayan, Jakarta, Senin 4/2. Fahri lantas khawatir janji tiga kartu sakti ini tidak akan terealisasi. Ia memprediksi program ini hanya akan menambah daftar janji Jokowi yang belum ditepati. (KendariPos/daerah/Jakarta/5/3/2019)

Benar apa yang dikatakan Fahri, jika melihat fakta data banyaknya jumlah pengangguran, memang wacana ini sangatlah mustahil untuk diwujudkan. Karena Kepala BPS Suhariyanto menyatakan angka pengangguran terbuka per 2018 sebesar 5,34 persen atau setara 7.001 juta jiwa. (Sumber: detikfinance)

Banyak hal yang patut dikeritisi dari janjinya, termasuk bahwa menggaji pengangguran sama halnya mendukung orang untuk bermalas-malasan dan condong meminta-minta. Karena dengannya, pasti orang akan berfikir, “Untuk apa bekerja kalau jadi pengangguran yang santai tidak lelah-lelah saja mendapat gaji dari Negara”.

Islam melarang keras sikap malas

Islam sebagai satu-satunya agama yang sempurna sekaligus mabda, tentu sangat peduli pada segala apapun problematika kehidupan manusia. Karena memang Islam adalah agama yang aturannya memberi solusi untuk kehidupan manusia.

Islam melarang umatnya untuk bermalas-malasan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Yang sangat menakutkan atas umatku adalah banyak makan, lama tidur, serta malas bekerja. Pengangguran akan menjadikan seorang manusia keras hati.” (HR. At Tirmidzi). Ibnu Mas’ud juga menegaskan, “Aku sangat membenci orang yang menganggur, yaitu tidak punya amalan untuk penghidupan dunia dan akhiratnya.” Demikianlah para pendahulu kita berpesan.

Pengangguran butuh solusi

Orang menganggur memang punya alasan. Bisa jadi karena ada pekerjaan namun ia malas. Atau tidak ada pekerjaan sama sekali namun ia tetap berdo’a dan ikhtiyar. Namun, sejatinya ini adalah tanggung jawab pemimpin dan Negara untuk mengurusinya. Sebagaimana dahulu khalifah Umar bin Khatab marah ketika ada sekelompok pemuda yang hanya berdzikir dan berdoa saja di masjid namun malas bekerja. Umar ra sebagai pemimpin Negara lalu memberi nasehat dan memberi pengarahan dan peralatan agar sekelompok pemuda tadi mau bekerja.

Selama 13 abad lamanya Islam mengatur dunia. Sangat susah ditemukan orang yang berpredikat sebagai pengangguran. Karena memang pada saat Islam diterapkan oleh Negara, Islam mengatur agar Negara mandiri dalam mengelola sumber daya alamnya. Dari sanalah terbuka luas lapangan pekerjaan untuk rakyat, baik Muslim maupun non Muslim yang hidup dalam Negara. Inilah sedikit gambaran sistem ekonomi Islam, sehingga tidak mustahil, jika kesejahteraan dapat merata dirasakan rakyat pada saat itu. Berbeda dengan sekarang, dimana negeri ini kaya akan sumber daya alam, namun para pengelolanya dari para petinggi sampai para pekerja kasarnya didominasi dari tenaga kerja asing. Hingga wajar, jika rakyat pribumi banyak yang menganggur. Seharusnya para penguasa memahami akar permasalahannya bahwa meningkatnya jumlah pengangguran adalah karena diterapkannya sistem kapitalis dan ekonomi liberal, dimana para investor asing bisa dengan mudah menjarah potensi kekayaan kita. Bukan malah mengeluarkan kartu pra kerja yang ujung-ujungnya adalah dusta belaka.

Betapa kita sangat merindukan kembalinya kehidupan Islam dalam bingkai Negara adidaya. Dimana kaum Muslim mempunyai perisai dan pelindung. Tidak dijajah terus oleh barat kafir dengan modal ideologi kapitalis mereka. Kita juga butuh pemimpin yang amanah dan takut akan dusta dan ingkar janji sebagaimana yang sekarang terjadi. Kinilah saatnya kita berjuang bersama. Waallahu a’lamu bishowab.

Komentar