Ada 45 Cagar Sejarah di Kendari, 5 Diantaranya Siap Diperkenalkan

Metro1,464 views

Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Kendari (tiga dari kanan) bersama para Kabid berfoto bersama di depan baliho motto dinasnya. Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Belum banyak yang tahu bahwa Kota Kendari, yang dikenal dengan Kota Lulo ini, memiliki begitu banyak situs peninggalan sejarah. Sejak zaman kerajaan hingga kolonial penjajah Belanda maupun Jepang. Namun belum semua ditetapkan sebagai cagar sejarah.

Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Kendari, ada 45 titik tinggalan sejarah yang bisa menjadi objek wisata sejarah di ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara ini. Mulai dari bangunan bersejarah, kawasan, benda-benda peninggalan, hingga makam. Sayangnya, sampai saat ini baru dua yang sudah mendapat rekomendasi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Makassar, yakni Meriam Jepang dan Makam Raja Saosao.

Untuk mengenal lebih jauh situs sejarah aset warga Kendari itu, Dinas Budpar pada Oktober ini mengagendakan kunjungan sosialisasi tempat-tempat bersejarah tersebut. Dimulai dengan 5 situs yang telah siap menjadi kunjungan wisatawan.

“Tanggal 5 Oktober hari Sabtu nanti, kami akan memperkenalkan tempat-tempat bersejarah di Kota Kendari, kepada masyarakat terutama sekitar cagar, sejumlah OPD, pemerhati sejarah, media dan mahasiswa UHO,” terang Kadis Budpar Kendari, Fauziah A Rachman, Rabu (2/10/2019) di ruang kerjanya.

Kelima tempat tersebut adalah, Pilboks Made Sabara yang terletak di Kelurahan Korumba, Titik Nol Kota Kendari di Kelurahan Kandai, Kawasan Kota Lama yang juga di Kelurahan Kandai, situs Meriam Jepang di Kelurahan Mata, dan Komplek Makam Pulau Pandan di Kelurahan Lapulu.

Kunjungan dimaksudkan untuk menghidupkan objek wisata sejarah sebagai lokasi kunjungan wisatawan nanti. Dinas Budpar juga telah menyiapkan juru pelihara yang akan bertindak sebagai pemandu wisata di situs tersebut.

“Saat ini sudah siap dua orang juru pelihara (Jupel) yang sudah diberi pelatihan dengan rekomendasi dari BPCB Makassar. Kita akan menambah lagi Jupel, agar ada pemelihara sekaligus pemandu nantinya,” ungap Fauziah.

bni/rls

Komentar