Alumni KAMMI dan Masa Depan Indonesia

Opini407 views
Foto : Nasrun Reli (Presidium KA KAMMI Sulawesi Tenggara)

PORTALSULTRA.COM – Sejenak, mari kita menoleh ke belakang tentang Indonesia yang telah merdeka hampir 72 Tahun. Banyak hal yang menjadi titik tekan refleksi perjalanan panjang Indonesia sebagai sebuah Bangsa. Diusia yang lebih dari setengah abad ini, ada satu pertanyaan mendasar yang perlu menjadi renungan kita.  Apakah negara telah menunaikan tanggung jawabnya pada rakyat Indonesia yang berjumlah 258 Juta Jiwa?. Banyak yang menjawab bahwa negara belum sepenuhnya menunaikan kewajibannya pada rakyat. Negara masih goyah dalam memposisikan jati dirinya sebagai bangsa besar meski usianya lebih dari setengah abad.

Mencermati kondisi sosial politik dewasa ini, kita sedang berada pada ketidak pastian politik. Ini membuat banyak kalangan pesimis tentang masa depan Indonesia. Dalam percaturan politik dunia, harus diakui bahwa Indonesia cukup aktif dalam menjalin kerjasama dengan negara-negara di dunia, baik secara ekonomi, bahkan pertahanan dan keamanan. Indonesia turut aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Perang terhadap terorisme, menciptakan stabilitas politik dan keamanan di timur tengah dan kerja sama lain.

Lantas, bagaimana dengan kondisi dalam negeri?. Sejuta masalah dan sejuta harapan rakyat Indonesia pada negerinya sendiri. Harapan akan hidup layak sebagai seorang manusia dengan terpenuhinya kebutuhan pokok baik sandang, pangan maupun tempat tinggal. Tersedianya lapangan pekerjaan yang seluas luasnya dan penghargaan negara terhadap hasil karya anak bangsa terutama dibidang sains dan teknologi masih merupakan kelemahan yang patut mendapat perhatian. Angka pengangguran ditahun 2016 mencapai 7,02 Juta orang, angka kemiskinan mencapai 11,13% atau 28,01 Juta orang. Selain itu, masih banyak anak bangsa yang harus putus Sekolah karena faktor ekonomi. Diantara mereka ada yang harus meninggalkan sekolah karena mencari nafkah membantu kedua orang tuanya demi menyambung hidup.

Kini, kita hidup di era baru. Era reformasi yang lahir tahun 1998 membawa angin segar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Berakhirnya era kediktatoran menuju zaman demokratisasi membuat kita hidup dilembaran sejarah baru sebagai sebuah bangsa. Hak-hak rakyat sipil didunia politik dan pemerintahan mulai terbuka lebar. Kebebasan menyuarakan kebenaran dan kebebasan berbicara. Di era ini, transparansi menjadi titik tekan terutama dalam penyelenggaraan Pemerintahan. Kita menyadari sepenuhnya bahwa era reformasi masih memiliki kelemahan. Stabilitas ekonomi belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Hal ini dirasakan hampir disemua komponen kehidupan berbangsa. Bahkan, penegakan hukum yang masih tumpul dan memihak pada penguasa atau lingkaran kekuasaan.

Kita menyadari sepenuhnya bahwa reformasi yang dirasakan saat ini masih banyak kekuarangan. Kebebasan berekspresi kadang disalah gunakan oleh sebagian kalangan untuk meraih kebebasan seluas-luasnya, bahkan tanpa menyadari dengan sepenuhnya bahwa dibalik kebebasan individu ada hak orang lain yang perlu kita hargai. Di sini kita masih terus berbenah menuju bangsa besar. Kita tidak boleh pesimis akan masa depan bangsa ini.

Nafas reformasi disegala bidang harus terus digalakkan. Era baru yang ditandai dengan tumbangnya Orde Baru akan terus mewarnai sejarah perjalanan hidup bangsa ini. Perubahan ini akan terus berjalan apapun tantangannya. Sebab, kita menyadari sepenuhnya bahwa era reformasi yang telah berjalan selama 19 Tahun ini bukanlah hadiah dari sebuah rezim, tapi dia lahir dari rahim perjuangan kaum intelektual muda bangsa ini yang haus akan terciptanya rasa keadilan di negeri ini. Era baru bagi bangsa Indonesia ini akan terus mewarnai perjalanan hidup bangsa Indonesia yang begitu panjang dan berliku.

Masa depan bangsa Indonesia terletak ditangan pemudanya. Era baru yang kita masuki saat ini harus dikawal dengan sebaik-baiknya. Tidak ada kata menoleh ke belakang. Gerakan perjuangan pemuda Indonesia sebagai pengontrol pemerintahan dan kontrol sosial harus tetap berada di garda terdepan. Masih banyak persoalan bangsa ini perlu dijawab tuntas oleh pemuda Indonesia. KKN yang menjadi musuh bersama bangsa ini harus terus diperangi. Yang terpenting dalam perjuangan ini adalah konsistensi kita sebagai generasi bangsa yang gandrung akan keadilan tidak boleh surut termakan zaman.

KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim) adalah organisasi Mahasiswa muslim yang dilahirkan 19 tahun silam tepatnya pada tanggal 29 Maret 1998 di Malang. Semangat KAMMI dalam mendorong lahirnya reformasi tahun 1998 tidak boleh pudar sampai kapanpun juga. Kehadiran KAMMI diharapkan akan terus mengawal Indonesia menuju gerbang kejayaannya. Karena itu, KAMMI harus terus tumbuh dan berkembang.  Pola kaderisasi dalam upaya melahirkan kader-kader baru disertai dengan peningkatan kualitas sumber daya manusianya harus terus digalakkan.

Kini, kader KAMMI yang mencapai lebih dari 100 ribu orang. Dengan jumlah ini, kader KAMMI harus mampu mentransformasi diri sebagai generasi yang kokoh dalam garis perjuangannya. Sebagai generasi bangsa dan sebagai kader sebuah organisasi yang matang dan mandiri, anak-anak KAMMI berkewajiban dalam menata masa depan Indonesia. Watak Nasionalisme-Religius adalah modal dasar bagi kader KAMMI    dalam menahkodai Indonesia kedepan  menuju negara maju dan modern.

Sebagai organisasi pemuda dan mahasiswa, diusianya yang mencapai 19 Tahun, KAMMI memiliki alumni yang tersebar luas diberbagai sektor. Baik sektor swasta maupun di Pemerintahan. Melihat potensi ini, sejumlah mantan aktivis kampus yang dulunya bergabung di KAMMI melakukan konsolidasi untuk mendirikan organisasi alumni yang dinamakan Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia yang disingkat KA-KAMMI. Organisasi ini dideklarasikan di Jakarta pada tanggal 13 November 2016. Deklarasi ini dihadiri oleh presidium KA-KAMMI di seluruh Indonesia dan menetapkan Fahri Hamzah sebagai Presiden Keluarga Alumni KAMMI secara aklamasi.

Sebagai organisasi alumni yang masih  muda bila dibandingkan dengan organisasi alumni mahasiswa yang lain, KA-KAMMI harus mampu menjaga soliditas gerakan dan komitmen kerjanya yang dibangun sejak masih di KAMMI. Bermodalkan komitmen dan jaringan luas yang dibangun, KA-KAMMI bisa bersinergi dengan lembaga lain baik lembaga Pemerintah maupun swasta untuk mempercepat tercapainya visi perjuangan.

KA-KAMMI diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam menuntaskan agenda reformasi. Penguatan jaringan politik dan ekonomi harus terus digalakkan. Untuk terus bergerak dalam menuntaskan agenda reformasi, KA-KAMMI diharapkan mampu menguasai eksekutif (lembaga pemerintahan) sebagai eksekutor dalam penyelenggaraan pemerintahan. Penguasaan lembaga pemerintahan baik ditingkat Kabupaten/Kota sebagai Bupati/Walikota, ditingkat provinsi sebagai Gubernur, bahkan manjadi Presiden Negara sekalipun. Ini bisa diraih dengan memaksimalkan kerja baik secara individu maupun organisasi secara terstruktur.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah “Adakah Alumni KAMMI yang dinilai layak jual untuk menduduki jabatan eksekutif “?. Jika pertanyaan ini ditujukan pada kita semua tentunya kita menjawab “Iya”. Sebab, alumni KAMMI tidak hanya tersebar di berbagai lembaga profesi seperti di pemerintahan dan swasta, Alumni KAMMI kini tersebar di berbagai partai politik, baik parpol pendukung pemerintah maupun yang diluar pemerintahan. Inilah kekuatan yang kita miliki.

Dalam proses “pengambil alihan” kepemimpinan itu perlu dipersiapkan tahapan-tahapannya secara matang agar kepemimpinan yang nantinya diemban mampu berkolaborasi dengan pola kehidupan masyarakat yang terus bergerak secara dinamis. Perlu adanya dorongan kehidupan masyarakat yang lebih demokratis, berkeadilan dan bermartabat. Sebab, perubahan sosial yang kian dinamis dan kompetitif merupakan bagian dari tanggung jawab kita sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri.

Tekad dari gerakan yang dibangun Alumni KAMMI adalah untuk mengembalikan arah dan tujuan bangsa secara ideal sebagaimana yang termaktub dalam konstitusi Negara. Kita menyadari sepenuhnya bahwa perjuangan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada ribuan tantangan yang akan kita hadapi. Kedewasaan kita dalam menyikapi berbagai persoalan bangsa sangat diperlukan. Alumni KAMMI akan mampu mengelola negara ini secara optimal jika mampu menjembatani berbagai kepentingan di negara yang multi etnis dan heterogen. Menyikapi persoalan keumatan tidak bisa dari sudut pandang diri sendiri tetapi dari berbagai sudut pandang. Persoalan yang dihadapi masyarakat perkotaan tentu berbeda dengan masalah yang dihadapi masyarakat di Desa. Begitu pula dengan persoalan yang dihadapi masyarakat di dari ujung Sumatra hingga ujung Papua tentu berbeda.

Selain itu, melemahnya jiwa nasionalisme yang dialami oleh sebagian masyarakat kita harus terus diantisipasi. Hal ini disebabkan begitu derasnya pola hidup yang materialistis dan hedonis yang berujung pada menurunnya rasa persaudaraan dan meningkatnya jiwa individualisme. Jika ini tetap dibiarkan, tentunya ini membahayakan keutuhan kita sebagai sebuah bangsa.

Tantangan ini menjadi tantangan tersendiri bagi Alumni KAMMI untuk menunjukkan jati dirinya baik sebagai organisisai matang dan mandiri, juga sebagai organisasi solid yang terus bergerak dalam menjawab tantangan zaman. Kiprah alumni tidak hanya mengandalkan posisi sebagai anggota parlemen tapi juga harus menyentuh pada level pengambil kebijakan. Kapan dan dimana kita mulai? Jawaban yang muncul adalah mulailah hari ini membuat ancang-ancang dalam pertarungan politik daerah. Infrastruktur kader dan ekonomi kita miliki, tinggal keberanian kita menjadi sang eksekutor.

Selamat berjuang bagi kawan-kawan KAMMI dan Alumni KAMMI untuk mengawal Indonesia menuju negara maju dan modern. Selamat Milad yang ke-19 bagi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia.

Penulis   : Nasrun Reli (Presidium KA KAMMI Sulawesi Tenggara)

Komentar