PORTALSULTRA.COM – Indonesia merupakan penyumbang jumlah penduduk terbanyak di dunia dan hampir semua penduduknya merupakan warga negara asli Indonesia namun saat ini tidak lagi seperti itu disejumlah daerah sudah terdapat kampung Cina yang berisikan warga negara asing yang berpindah ke Indonesia untuk meraup sumber daya alam seperti yang terjadi di Sulawesi tenggara sebagaimana paparan seorang penduduk daerah tersebut “Semua pekerja asing itu menggunakan bahasa Mandarin saat berinteraksi satu sama lain. Tidak ada satu pun yang berkomunikasi dengan bahasa Indonesia atau Inggris.
”Mayoritas yang bekerja di pabrik itu (smelter) memang orang Tiongkok. Orang Indonesianya sedikit,” begitulah paparan warga Desa Morosi. (kendari pos, /02/17). Sejalan dengan itu Indonesia belum siap bersaing SDMnya dengan tenaga kerja asing. Serbuan TKA ke Indonesia akan menambah daftar pengangguran, kenaga lokal kalah bersaing dengan TKA. Sistem penggajianpun sangat jauh berbeda antara tenaga lokal dengan TKA. (kendari pos, 3 Januari 2017).
Indonesia di kenal dengan sumber daya alam yang berlimpah khususnya Sultra, pengelolaan SDA itu tentunya menyerap banyak tenaga kerja. Banyaknya laparangan kerja yang tersedia sejalan dengan itu jumlah sarjana pengangguran meningkat meskipun mereka telah menggantongi ijazah sarjana pertambangan, teknik sipil, Dll.
Penyebabnya di sebabkan banyaknya lapangan kerja namun tidak di tempati oleh warganya sendiri melainkan tenaga kerja yang berasal dari negara asing dalam hal ini Cina.
[irp posts=”2228″ name=”Kaper BKKBN Sultra Tegaskan, Tak Pangkas Dana Opersional Disetiap Daerah”]
Sebagaimana di beritakan Tenaga kerja asing yang masuk ke Sultra sudah mencapai angka 357 yang tersebar di beberapa wilayah Sultra (rebuplika.co.id, 27/11/15) dan mengalami peningkatan di 2016 yakni saat ini tercatat 500 warga Cina yang bekerja di pertambangan hanya wilayah Konawe saja.
Komentar