KENDARI,PORTALSULTRA.COM – Dalam mengantisipasi ancaman yang dibawa oleh tanaman dan hewan, khususnya tanaman dan hewan yang membawa patogen (penyakit), maka Badan Karantina Pertanian Kendari menggelar rapat kordinasi.
Rapat kordinasi tersebut, melibatkan berbagai stake holder, yakni Imigrasi Kendari, TNI AU, TNI AL, Media, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kendari, Dinas Pertanian Sultra, Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Kendari, serta Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Halu Oleo, Kamis (29/12).
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Makassar, Dr. Hermansyah menuturkan, ancaman yang dibawah oleh tanaman dan hewan itulah yang disebut bio terorism. Ancaman ini, kata dia, seperti hantu yang tak dapat dilihat tapi dampaknya sangat nampak.
“Bio terorism ini seperti hantu yang tak dapat dilihat. Karena itu, kita harus berhati-hati dan berusaha untuk mengantisipasi keberadaanya dengan melibatkan pemangku kepentingan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian Kendari, Hasrul mengutarakan bahwa dalam rapat kordinasi ini sengaja dikemas dalam bentuk talk show sekaligus untuk menyerap gagasan dari stake holder terkait dengan bio terorism.
“Kita ingin mencoba melibatkan semua stake holder dalam bentuk rapat kordinasi, setelah itu barulah kita ramu tentang model aplikasinya yang diwujudkan dalam bentuk MoU,” tandas Hasrul.
Pasca kegiatan ini, kata dia, Baaali Karantina akan segera membuat formula yang tepat untuk mengantisipasi serangan bio terorism. “Lebih baik kita mencegah sebelum terjadi,” imbuhnya.
Editor : Ajmain Yusdin
Komentar