Balitbangtan BPTP Sultra Lakukan Pendampingan Kawasan Tanaman Pangan

Sultra Raya477 views

Survei lokasi yang dilakukan di Desa Aepodu, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan. Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Balitbangtan BPTP Sulawesi Tenggara pada 2020 melakukan kegiatan pendampingan kawasan tanaman pangan di Kabupaten Konawe Selatan khususnya pada tanaman jagung.

Kepala Balitbangtan BPTP Sultra Muhammad Sidiq menyampaikan, tahun ini terdapat beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan Balitbangtan BPTP dalam rangka melakukan pendampingan teknologi. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah pendampingan kawasan tanaman pangan pada tanaman jagung.

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta persepsi dan respon petani/kelompok tani dalam mengaplikasikan teknologi tanaman jagung,” kata Muhammad Sidiq, Kamis (9/4/2020).

“Terdapat beberapa teknologi melalui pendekatan tanaman terpadu (PTT) yang merupakan sistem komponen teknologi sebagai upaya dalam peningkatan produksi diantaranya penggunaan varietas unggul baru, penyiapan lahan, aplikasi bahan organik, pemupukan, pembumbunan, pengendalian gulma, pengendalian HPT serta panen dan pengeringan,” tutur Muhammad Sidiq.

“Diharapkan dengan penyebaran dan pendampingan teknologi tenaman terpadu dapat meningkatkan produktivitas tanaman jagung serta kesejahteraan masyarakat petani di Kabupaten Konawe Selatan,” ujarnya.

Penanggung jawab kegiatan Edi Tando SP MSi mengatakan, dalam persiapan pelaksanaan kegiatan terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan instansi terkait, dalam rangka penentuan lokasi dalam hal ini Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Konawe Selatan.

“Dalam penentuan lokasi dilakukan Survei Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) pada kecamatan yang telah direkomendasikan oleh dinas yaitu di Kecamatan Lainea dan Kecamatan Laeya di Kabupaten Konawe Selatan,” ujar Edi Tando.

“Terdapat beberapa persyaratan CPCL antara lain: (1) memiliki pengalaman dalam usaha tani jagung, (2) tergabung dalam kelompok tani, (3) aktif dan respon terhadap inovasi teknologi baru, (4) lokasi termasuk dalam lokasi kawasan nasional tanaman pangan (jagung), dan (5) lokasi strategis,” tuturnya.

Edi tando menyampaikan, survei CPCL dilakukan dengan melibatkan Koordinator Penyuluh Kecamatan Laeya, Kepala Desa, dan Ketua Kelompok Tani yang menjadi sasaran pelaksanaan kegiatan. Untuk Kecamatan Laeya memiliki potensi dalam pengembanganan jagung yaitu ± 1.074 Ha.

“Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan di Kecamatan Laeya pada beberapa desa diantaranya Desa Aepodu, maka telah disepakati Desa Aepodu sebagai lokasi demplot pengembangan tanaman jagung di Kabupaten Konawe Selatan yang sesuai dengan persyaratan,” katanya.

bni/bni

Komentar