Demokrasi Mengecewakan, Islam Solusinya

Opini581 views

Oleh: Ummu Salman

Akhirnya people power yang diancamkan pada beberapa waktu yang lalu terjadi juga. Pengumuman hasil rekapitulasi perhitungan suara oleh KPU, yang dilakukan lebih cepat dari waktu yg ditentukan, dan pada waktu tengah malam saat rakyat sedang tertidur, turut memicu gerakan people power ini. Sebelumnya, rezim telah menunjukkan kepanikannya akan isu people power. Muncul tuduhan bahwa people power ini ditunggangi oleh kelompok tertentu. Seperti pernyataan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang dikutip pada jawapos.com(17/5/2019): “Mantan Panglima TNI ini menjelaskan, ada upaya sistematis yang akan memanfaatkan situasi jika sampai terjadi pengumpulan massa. Untuk itu, Moeldoko menghimbau kepada masyarakat di tanggal 22 Mei ini tidak perlu datang ke Ibu Kota. “Karena pada akhirnya digunakan sebagai tempat yang dimanfaatkan oleh kelompok tertentu itu. Semuanya akan rugi,” katanya. Moeldoko itu juga membantah, bahwa skenario 22 Mei itu sengaja dibuat oleh pemerintah. Menurutnya, itu sengaja dibuat oleh kelompok tertentu”.

MUI dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/5/2019), mengkhawatirkan kerawanan berupa benturan antarwarga serta perpecahan karena situasi politik. Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan, organisasinya mempunyai tanggung jawab menjaga dan melindungi masyarakat dari berbagai gerakan yang mengancam keutuhan negara. suara.com (18/5/2019).

Sistem Demokrasi Penyebabnya

Demokrasi adalah (bentuk atau sistem) pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya. Dalam demokrasi kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Pemerintahan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih lewat pemilu.

Namun kenyataannya pada tataran implementasi, demokrasi sering diperalat oleh kelompok elit masyarakat (elit wakil rakyat, elit parpol dan elit para pemilik modal) untuk memperkaya diri mereka sendiri sembari melupakan bahkan menindas rakyat. Hal tersebut wajar, karena dalam demokrasi tidak pernah ada yang namanya rakyat sebagai penentu keinginan. Sejak awal kelahirannya, kedaulatan dalam demokrasi ada di tangan segelintir rakyat, yakni para pemilik modal. Hal ini sangat terlihat pada kondisi negeri kita saat ini. Segelintir rakyat tersebut telah melakukan berbagai cara untuk dapat terus melanggengkan kekuasaannya. Kecurangan yang terstruktur, terorganisir dan masif dipertontonkan dengan begitu nyata. Sebagai penguasa yang memiliki berbagai instrumen dan akses berbagai urusan negara, mereka bisa dengan mudah mengubah apapun termasuk jumlah suara pasca pemilu. Suara rakyat dalam pemilu hanya sebagai legitimasi bagi mereka untuk tetap berkuasa. Mayoritas rakyat yang menuntut keadilan malah dilabeli sebagai pembuat makar, ekstrimis bahkan teroris.

Jadi, bila perubahan yang dikehendaki adalah daulat rakyat maka demokrasi tidak memberikan hal itu. Yang berdaulat dan berkuasa dalam demokrasi adalah pemilik modal. Kepentingan segelintir rakyat adalah di atas kepentingan mayoritas rakyat. Tidak mengherankan, jika kemudian para penguasa dalam sistem demokrasi, berubah menjadi penguasa otoriter saat kepentingannya terganggu dan dihalangi.

Sistem Islam: Jalan Perubahan Hakiki

Perubahan hakiki adalah perubahan yang menjadikan manusia sebagai manusia dan mendudukkan Allah SWT sebagai sesembahannya. Melalui perubahan hakiki akan teraih kemuliaan. Kebangkitan ini laksana perubahan dari kegelapan menuju cahaya dan cahaya itu adalah Islam.

Siapapun yang mengkaji sirah Rasulullah Saw akan menemukan setidaknya ada dua hal yang dilakukan oleh beliau. Pertama, Beliau terus menerus melakukan pembinaan kepada masyarakat. Di dalamnya menyangkut penjelasan tentang kebobrokan kondisi Arab jahiliah sekaligus tawaran Islam sebagai solusinya. Melalui jalan ini tumbuhlah kesadaran masyarakat, lalu masyarakat menuntut perubahan dengan penuh pengorbanan.Kedua, Nabi Saw tidak berhenti sampai di sini. Beliau pun mendakwahi para pemilik kekuatan (ahlul quwwah) dan meminta mereka untuk mendukung dakwah serta menolong beliau dalam meraih kekuasaan.

Dalam kondisi kekinian, yang bisa kita lakukan untuk menyongsong perubahan hakiki itu adalah dengan membangun kesadaran masyarakat tentang syariah dan khilafah sebagai satu-satunya solusi bagi umat Islam dan seluruh umat manusia secara umum. Untuk itu berbagai upaya pembinaan dan penyadaran perlu dilakukan terus di berbagai tempat dan kesempatan. Dari sini kemudian lahirlah wa’yul am (kesadaran umum) yang akan membentuk ro’yul am (opini umum) ditengah-tengah umat untuk menuntut perubahan dengan tegaknya syariah dan Khilafah. Hal ini akan memunculkan kekuatan suara umat yang menuntut keadilan berbasis ideologi, bukan sekedar tuntutan karena kecewa atau emosi sesaat pada kondisi ketidakadilan saat ini.

Perjuangan masyarakat yang massif tidak akan pernah ada yang dapat menghalanginya. Satu-satunya pihak yang boleh jadi menjadi batu penghalang adalah para pemilik kekuatan. Untuk itu, perlu dilakukan aktivitas meraih dukungan dakwah dari para pemilik kekuatan.

Maka dengan jalan perubahan mengikuti metode Rasulullah Saw, insya Allah, kemenangan sebagaimana yang diberikan oleh Allah SWT kepada Rasulullah Saw 15 abad lalu akan diberikan kepada umatnya saat ini.

Wallahu ‘alam bishowaab.

Komentar