Dituding Korupsi, Berapa Sebenarnya Gaji Usman Rianse?

UHO588 views
Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S

KENDARI, PORTALSULTRA.COM – Mantan Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) Usman Rianse akhir-akhir ini banyak dikaitkan dengan korupsi yang terjadi di lingkup UHO. Dapat dilihat dari adanya aksi para demonstran yang beberapa waktu lalu menuntut Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi (BPKP) untuk melakukan audit internal di UHO. Dari isu yang ada, berapa sebenarnya gaji Usman Rianse saat ini?

“Tanpa jabatan rektor, total gaji saya sekarang itu 22 juta. Saya sekarang golongan IVE sudah 8 tahun,” ungkap Usman Rianse saat ditemui portalsultra, Selasa (21/3/2017). 

“Orang saja golongan IIIC, bisa bikin rumah, saya ini 8 tahun yang lalu sudah IVE. Yah, memang begitu adanya, 22 juta saya punya gaji,” jelasnya.

Usman Rianse mengatakan bahwa rezeki Allah itu luas, dan tidaklah terbatas adanya. “Jadi panelis Pilkada saja dapat duit, jadi rejeki Allah itu tidaklah terbatas,” kata Usman Rianse.

Dirinya juga menambahkan, komitmen yang terus ia jaga, sampai harus mengorbankan hubungan keluarga yang sampai saat ini masih sulit dipulihkan. Sehingga berjanji, tidak mungkin menodai ijazah mahasiswanya.

“Kamu lihat, bagaimana saya berkomitmen, sampai-sampai hampir hubungan keluarga saya itu berantakan dan sampai sekarang yah, susah sekali dipulihkan karena sifat keras saya, komitmen saya, dan insya Allah tidak mungkin saya nodai ijazah mahasiswa saya,” tambah Usman Rianse.

Usman Rianse juga tidak mau mengatakan bahwa bersih dari korupsi karena itu wewenang aparat penegak hukum. Tetapi ia komitmen tidak akan mempermalukan mahasiswa UHO.

“Saya tidak tahu jika orang bilang saya korupsi, tapi saya tidak mau katakan saya bersih, tapi yang jelas saya tidak mau permalukan mahasiswa UHO yang rektornya orang jahat, itu saja. Saya hanya berusaha seperti itu, semmpu saya sebagai manusia, sebagai orang yang beriman. Saya juga tidak mau mengatakan bahwa saya orang bersih, karena yang menentukan bersih itu adalah penegak hukum,” pungkasnya.

Penulis : Benny Syaputra Laponangi

Komentar