Foto: Istimewa.
Kendari – Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 diselenggarakan di Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 2—5 November 2019. Lokasi pelaksanaan yakni di Kendari dan Konawe Selatan (Konsel). Kementerian Pertanian (Kementan) selaku penanggung jawab gelar teknologi HPS siap menampilkan berbagai inovasi tekait komoditas kakao, salah satunya Budidaya Aneka Kacang di Antara Tanaman Kakao.
Baca juga: Integrasi Tanaman Kakao dan Ternak Menghiasi Gelar Teknologi HPS ke-39
Menurut Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementan, teknik budidaya semacam ini penting untuk diperkenalkan, mengingat Sultra sebagai salah satu provinsi yang memiliki luas areal tanaman kakao mayoritas di Indonesia yakni 14,9 persen.
Penerapan teknologi budidaya ini bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan pada perkebunan kakao yang diremajakan untuk ditanami tanaman pangan, dan potensi lahan tersebut cukup luas.
Dalam budidaya pada agroekologi tersebut, kata Koordinator gelar teknologi Pajale sekaligus Peneliti Balitbangtan BPTP Sultra, Zainal Abidin, SP., MP, beberapa hal harus diperhatikan seperti pengolahan tanah, varietas yang ditanam, penambahan pupuk organik, dan penambahan kapur.
“Tanaman aneka kacang untuk pangan yang berpeluang dibudidayakan pada lahan perkebunan kakao yang diremajakan adalah kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan kacang tunggak,” kata Zainal, Rabu (23/10/2019).
“Contohnya pada pengolahan tanah, harus dilakukan minimum atau tanpa olah tanah (TOT) agar tidak merusak perakaran tanaman kakao. Perakaran tanaman kakao 80% berkembang pada lapisan 0—30 cm dari permukaan tanah,” ujarnya.
Gelar teknologi yang dilaksanakan di Desa Pudambu, Angata, Konsel, varietas yang ditanam adalah Kedelai (Dena 1, Dering 1, dan Dega 1), Kacang tanah (Katana 1 dan Takar 2), dan Kacang hijau (Vima 1, Kacang tunggak: KT 5).
“Tahapan teknologi yang dilakukan terdiri atas persiapan lahan, perlakuan benih, penanaman, penjarangan, perbaikan tanah, pemupukan, penyiangan, penggemburan tanah dan pembumbunan, pengendalian hama dan penyakit, serta pengairan,” tuturnya.
Sementara itu, Purwono, dari Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi mengungkapkan, dengan penerapan teknologi ini akan memberikan manfaat bagi pertumbuhan tanaman kakao dan turut menjaga kelestarian dan bahkan meningkatkan kesuburan tanah.
“Kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan kacang tunggak merupakan tanaman legum sumber pangan kaya protein nabati, dan juga sebagai sumber pakan ternak,” katanya.
Baca juga: Dirjen Horti Kunjungi Lokasi Gelar Teknologi HPS ke-39 di Kabupaten Konsel
Baca juga: Kepala Badan Litbang Pertanian Tinjau Kesiapan Gelar Teknologi HPS ke-39
“Tanaman legum ramah lingkungan, selain membutuhkan air lebih sedikit dibandingkan tanaman pangan lainnya, juga menghasilkan emisi gas CO2 dan N2O lebih rendah 5—7 kali dibandingkan tanaman lain,” tuturnya.
Kepala Balitbangtan BPTP Sultra Muhammad Sidiq, STP., MM, mengatakan, kegiatan gelar teknologi tersebut dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk dapat ditiru dan dilakukan di lahan usaha taninya.
adv/bni
Komentar