Integrasi Tanaman Kakao dan Ternak Menghiasi Gelar Teknologi HPS ke-39

Sultra Raya809 views

Kandang Kambing. Foto: Dok. Istimewa.

Konawe Selatan – Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 yang akan diselenggarakan pada 2—5 November 2019 sedikit berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pertama kali Kementerian Pertanian mengangkat tema peringatan HPS adalah komoditas perkebunan yakni kakao, yang selama ini biasanya tanaman pangan dan hortikultura.

Pemilihan tema tersebut dinilai sangat strategis karena Sulawesi Tenggara (Sultra) tergolong salah satu produsen kakao nasional berbasis perkebunan rakyat. Sebagaimana lazimnya dalam mendukung kesuksesan peringatan HPS, Balitbangtan selalu diberi kepercayaan melaksanakan kegiatan gelar inovasi teknologi.

Kepercayaan tersebut dimanfaatkan Balitbangtan melalui UPT yang ada di daerah yakni Balitbangtan BPTP Sultra. Berbagai inovasi terkait komoditas kakao dari hulu hingga hilir akan ditampilkan melalui beberapa kegiatan Gelar Teknologi di Desa Pudambu, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan.

Baca juga: Sultra Tuan Rumah Hari Pangan Sedunia ke-39

Salah satu teknologi yang menghiasi kegiatan HPS ke-39 adalah sistem inovasi integrasi tanaman kakao dan ternak kambing.

Sistem integrasi tanaman kakao dan ternak kambing merupakan salah satu alternatif dalam melakukan efisiensi usaha pada areal lahan kakao yang relatif tetap, tetapi mampu meningkatkan produktivitas usaha sehingga terjadi nilai tambah (added value) dari berbagai sektor usaha yang saling mendukung.

Ternak kambing yang akan diintegrasi merupakan kambing unggul hasil pemuliaan Badan Litbang Pertanian adalah kambing Boerka berjumlah 100 ekor. Kambing jenis ini dihasilkan dari persilangan antara kambing lokal (kambing Kacang) dengan kambing Boer.

Kandang, Gudang Pakan, dan Limbah Ternak, Foto: Dok. Istimewa.

Ir. Yusuf, M.Si Koordinator Pelayanan Pengkajian Balitbangtan BPTP Sultra sebagai penanggung jawab kegiatan integrasi mengatakan, sistem integrasi tanaman kakao dan ternak kambing merupakan sistem yang dicirikan oleh keterkaitan yang erat antara komponen tanaman dan ternak dalam suatu usahatani.

Baca juga: Litbang Kementan Siap Sukseskan HPS ke-39

“Adapun ciri keterkaitan tersebut antara lain adanya penggunaan sumberdaya yang beragam seperti pemanfaatan limbah tanaman kakao khususnya cangkang kakao sebagai pakan ternak dan pupuk organik yang dihasilkan ternak dapat digunakan pada tanaman kakao dalam suatu proses produksi,” ujar Yusuf.

“Sumber pakan ternak di Desa Pudambu yang berasal dari limbah tanaman kakao sangat melimpah pada saat panen dan masyarakat belum dapat memanfaatkan dengan baik, sehingga ini menjadi potensi untuk mengembangkan teknologi integrasi tanaman kakai dan ternak” lanjut Yusuf.

Hijauan Pakan Ternak. Foto: Dok. Istimewa.

“Ada beberapa inovasi teknologi pola integrasi tanaman kakao dan ternak kambing yang akan ditampilkan antara lain, 1) proses pemeliharaan ternak kambing; 2) budidaya hijauan pakan ternak unggul; 3) pengolahan pakan ternak dari limbah tanaman kakao; 4) pengolahan kotoran ternak sebagai sumber pupuk organik; dan 5) pengolahan urine kambing sebagai pestisida nabati,” sambungnya.

“Sarana pendukung kegiatan telah kami siapkan diantaranya kandang kambing, tanaman hijaun pakan ternak, gudang pakan dan pengolahan limbah tanaman kakao dan ternak kambing. Untuk kambing boerka akan tiba dilokasi pada tanggal 25 Oktober,” ungkapnya.

Baca juga: Dirjen Horti Kunjungi Lokasi Gelar Teknologi HPS ke-39 di Kabupaten Konsel

Sementara itu, Kepala Balitbangtan BPTP Sultra Muhammad Sidiq, STP., MM mengatakan, teknologi integrasi tanaman kakao dan ternak kambing yang ditampilkan pada kegiatan gelar teknologi HPS dapat menjadi contoh untuk diterapkan oleh petani.

“Dengan adanya pola integrasi tersebut dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” kata Muhammad Sidiq.

adv/bni

Komentar