Jalan Buntu Juragan Kartu

Opini264 views

Oleh: Siti Maisaroh, S.Pd

Capres nomor urut 01 Jokowi berjanji akan menerbitkan tiga kartu sakti baru, yakni Kartu Sembako Murah, Kartu Prakerja untuk para pencari kerja, dan KIP kuliah apabila dirinya kembali terpilih dalam pilpres 2019 nanti. Hal itu disampaikan Jokowi secara langsung dalam pidatonya dalam acara konvensi rakyat pada 24 Februari lalu. (Kumparan, 8 Maret 2019).

Dalam janji kampanyenya, bahwa akan ada sembako murah, kartu prakerja untuk pendampingan sebelum kerja, juga berkomitmen akan meneruskan pembiayaan Kartu Indonesia Pintar (KIP) agar bisa digunakan sampai jenjang kuliah.  

Baginya yang berambisi ingin ‘naik’ dua kali memang harus ‘memutar otak’. Berbagai muslihat dilalukan untuk memikat hati rakyat. Berbagai janji dilontarkan, asal bisa ‘beli’ simpati. Inilah fenomena calon penguasa yang hidup dalam lingkaran Demokrasi.

Namun, jika kita menganalisa kampanye kubu petahana, banyak kita temukan kejanggalan disana. Untuk apa membuat kartu sembako, prakerja dan pendidikan, karena sudah sewajarnya bahkan seharusnya itu adalah kewajiban Negara pada rakyatnya. Sudah menjadi tanggung jawab pemerintah dalam melayani kebutuhan rakyatnya. Meski tanpa iming-iming kartu.

Hingga akhirnya kian terlihat, bahwa semua itu hanya pencitraan belaka. Agar terkesan bahwa ketika terpilih lagi akan ada perubahan. Tetapi sejatinya itu hanyalah taktik untuk menarik simpatik. Karena bagaimana mungkin sembako akan murah, pengangguran akan berkurang, juga pendidikan akan gratis secara merata. Kalau negeri ini masih gemar menumpuk hutang kepada investor asing yang bunga riba pengembaliannya tinggi tak terkira, masih senang dijajah oleh asing dalam bentuk kerja sama pengolahan sumber daya alam negara. Inilah akar permasalahannya, mengapa kemiskinan, pengangguran juga generasi yang putus sekolah kian bertambah. Akibat diterapkannya sistem yang rusak dan salah. Dimana Negara abai dan membebaskan asing menjarah kekayaan negeri ini.

Perlu diakui, bahwa solusi yang ditawarkan oleh kubu petahana hanya solusi ‘tambal sulam’. Ibaratkan ban motor atau mobil yang sudah lama dipakai dan kian menipis, bocor ditambal lagi, bocor ditambal lagi. Hingga rusaknya kian parah. Padahal kita butuh mengganti bannya, dalam hal ini sistem (aturan) yang kita pakai untuk mengatur kehidupan masyarakat bangsa ini.

Butuh Solusi

Melihat kekeliruan penguasa dalam melayani rakyatnya karena menggunakan sistem aturan yang salah. Yakni Kapitalisme dimana kekuasaan dipengaruhi oleh para kapital pemodal kelas besar. Kita tidak boleh bungkam atau malas tahu. Kita harus meluruskan permasalahan dan bergegas mencari solusi tuntas.

Langkah pertama dan mendasar yang harus dilakukan adalah mencabut akar masalahnya, yaitu sistem Kapitalisme. Lalu menghadirkan sistem Islam sebagai sebuah sistem politik dan ekonomi yang mampu menandingi angkuh dan kejamnya sistem Kapitalisme. Karena sistem Islam berasal dari Allah Swt, Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya. Juga telah terbukti 13 abad lamanya, aturan Islam mampu memimpin dunia dan memberikan kesejahteraan. Serta yang paling utama adalah, karena menjadikan Islam sebagai ideologi dan pengatur kehidupan adalah sebuah kewajiban. Sebagaimana Allah Swt berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Karena sesungguhnya, syetan adalah musuh yang nyata bagimu.” (TQS. Al Baqarah: 208).

Waallahu a’lam.

Komentar