
PORTALSULTRA.COM – Mungkin kau diciptakan dalam keadaan miskin papa, tak berpunya, melarat, berada dalam keluarga fakir tak berdaya. Namun, tanyalah dirimu, apakah kau hidup untuk tujuan sengsara penuh derita? Tidak! Itu hanya sebuah display kecil yang menampilkan sebuah sisi lain dari vista kehidupan agar kau belajar darinya: memahami rasa penderitaan dan kesengsaraan. Sebab, bagaimana engkau akan mengerti jika tak kau rasakan?
Kalau kau rasa perihnya lapar, itu agar kau mengerti rasanya. Jika kau rasa getirnya susah agar kau paham rasanya. Hingga akhirnya kau terbiasa dan mulai menyadari bahwa miskin itu, hal biasa saja. Lapar ya lapar, tak lebih. Haus ya haus tak lebih. Hanya sebegitu hidup sengsara itu.
Ketika kau sadari semua rasa itu, maka saatnya mengubah suasana ke sebaliknya, tetapi pada saat yang sama kau sudah belajar bagaimana rasa susah, sengsara, dan super derita. Baliklah suasana itu menjadi sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan. Ambil oase mtoivasi darinya. Namun itu tidak mudah, karena hidup adalah perjuangan, berjuang mencapai kebahagiaan. Kini kau sudah mengerti, mengapa kau hidup susah, sengsara, penuh derita? Agar kau mengerti dua hal: (1) apa arti sengsara, dan (2) apa arti berjuang.
Jika kau sudah mengerti sengsara, maka tumbuhlah rasa peduli. Jika kau mengerti arti berjuang, maka tumbuhlah rasa mujahadah. Itulah makna penderitaanmu. Maka, rasakanlah lembutnya kasih sayang-Nya dalam membuatmu survive pada belantara hidup. Betapa indahnya hikmah kehidupan, hingga kau pulang keharibaan-Nya dengan bekal yang cukup untuk menggapai ridlo-Nya.
Maka Apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? (Al-Mukminun: 115)
Oleh: Ustadz Dr. Amirudin Rahim, M.Hum
Komentar