Kiat Safril Jadi Lulusan Terbaik UHO: Utamakan Kuliah, Prioritaskan Dakwah

UHO2,524 views

Lulusan terbaik UHO, Safril. Foto: Istimewa

Kendari – Safril menjadi lulusan terbaik tingkat Universitas Halu Oleo (UHO) dengan IPK 3,91. Mahasiswa Biologi FMIPA ini menyelesakan studinya dengan relatif cepat, 3 tahun 11 bulan.

Bagi Safril, dengan berprestasi, tidak hanya bermanfaat bagi dirinya, tetapi dapat mengangkat derajat agama yang ia anut, Islam.

“Saya merasa bahwa dengan kita menjadi orang yang berprestasi, kita bisa mengangkat derajat agama kita (Islam),” katanya, Senin (29/7/2019).

Baca juga: Doa Tulus Ibu Antarkan Putra Asal Koltim Ini Jadi Lulusan Terbaik UHO

Mantan Ketua UKM Kerohanian Islam (UKKI) UHO ini mempunyai prinsip: utamakan kuliah, prioritaskan dakwah.

“Kemudian salah satu kiat yang terbesar adalah menjadikan kuliah itu tidak hanya sekadar status kuliah. Saya menjadikan status kuliah seperti dalam lembaga. Makanya kuliah itu saya hubungkan dengan kelembagaan. Salah satu tipsnya itu dengan bergabung di lembaga. Disitu saya dilatih manajemen semuanya, terutama mengenai waktu. Apalagi kayak saya yang banyak praktikumnya,” ungkapnya.

Baca juga: Kemendikbud Buka Pendaftaran Beasiswa Unggulan 2019

“Intinya bagi saya, utamakan kuliah, prioritaskan dakwah. Insyaallah terbukti, karena itu adalah janji Allah dalam quran surat Muhammad ayat 7, bahwa jika kita menolong agamaNya pasti Dia juga akan menolong kita bahkan mengokohkan derajat kita,” lanjutnya.

Prestasi yang ia raih, tambah Safril, tidak lepas juga dari kesungguhannya dalam belajar. Dia bahkan sering ke perpustakaan untuk menamatkan jurnal.

“Minimal dua jurnal dalam dua hari itu harus saya baca dari awal sampai akhir,” bebernya.

“Kemudian saya sering membuat kelompok-kelompok diskusi dan saya juga kan Biologi, ketika pulang kampung banyak tumbuhan-tumbuhan, hewan, saya sering berbicara sendiri mengulangi materi dengan melihat langsung ke lapangan.”

Baca juga: Ini Daerah 3T di Sultra pada Beasiswa Unggulan 2019

Bagi Safril, dengan mengikuti organisasi kemahasiswaan, akan menambah wawasan dari mahasiswa itu sendiri. Merasa materi yang ada diperkuliahan itu tidak 100 persen, menuntutnya untuk banyak belajar dari luar.

“Terus kalau hanya belajar di kelas saja tidak akan menambah pengetahuan kita, tapi kalau kita bisa keluar dari zona nyaman itu untuk menambah pengetahuan dengan berlembaga, di lembaga itulah wawasan kita akan bertambah. Dilatih public speaking kita supaya bagus, mengelola waktu, mengatur mana yang penting dan tidak,” jelasnya.

“Apalagi saya lembaga keislaman yang saya ikuti, akan pertolongan Allah, jika kita mengingat Allah maka niscaya Allah akan juga mengingat kita, seperti itu.”

Kepada rekan-rekannya yang belum menyelesaikan studi, ia mengimbau untuk tidak bermalas-malasan dan terus bekerja dalam menyelesaikan tugas akhirnya.

“Karena kalau misalnya kita tidak serius atau menunda-nunda penelitian atau tugas akhir, maka yakin dan percaya kita pasti akan terlambat untuk menyelesaikan.”

“Tapi kalau kita memanfaatkan waktu ini dengan sebaik-sebaiknya, menganggap waktu ini begitu singkat maka yakin saja kita memanfaatkan waktu sehingga tidak ada yang terbuang secara sia-sia, dan mampu menyelesaikan tugas akhir itu dengan baik,” pungkasnya.

bni/bni

Komentar