KENDARI, PORTALSULTRA.COM – Kasra Jaru Munara menjadi nama yang saat ini begitu familiar di telinga masyarakat Kabupaten Bombana. Apalagi sejak ia dan wakilnya Man Arfah memutuskan maju sebagai calon Bupati Bombana Periode 2017-2022.
Mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bombana pada 23 September 2016 yang lalu, mereka diusung dari 4 Partai Politik (Parpol) yakni PKS, PDIP, dan PBB.
Mendapatkan nomor urut 1 di Pilkada Bombana, ia dan wakilnya membawa harapan dapat membawa Kabupaten Bombana menjadi lebih maju dan sejahtera. Mereka mengusung tagline BERKAH, “Bombana Baru dan Maju Bersama Kasra dan Arfah”.
Berikut adalah ulasan menarik dari Rinaldi Munir yang dikutip dari if99.net, tentang sosok seorang Kasra. Yang mengawali perjumpaannya dengan Kasra 31 tahun lalu. Tepatnya ketika mereka mengikuti pelatihan Panitia Pelaksana Program Pelaksana Ramadhan (P3R) di Masjid Salman Insitut Teknologi Bandung (ITB).
Temanku Menuju Bombana 1
Musim Pilkada datang lagi. Ratusan Pilkada akan berlangsung di banyak daerah di tanah air untuk memiliki kepala daerah yang baru (bupati, walikota, gubernur). Sayangnya hampir semua berita tentang ratusan Pilkada itu tenggelam oleh pemberitaan tentang Pilkada DKI Jakarta yang gegap gempita dengan isu agama. Berita Pilkada di daerah nyaris tidak terdengar gegap gempitanya.
Baiklah, kita tinggalkan hiruk pikuk Pilkada DKI Jakarta dulu. Salah satu temanku semasa kuliah di ITB dulu sekarang maju mencalonkan diri menjadi calon Bupati Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Kasra Munara namanya, dia alumni ITB angkatan 1985, seangkatan dengan saya di ITB, tapi beda Jurusan. Saya dari Jurusan Informatika, sedangkan Kasra dari Jurusan Kimia. Kasra Munara diusung oleh empat Parpol yaitu PPP, PKS,PDIP dan PBB. Berpasangan dengan Man Arfah, pasangan calon Bupati-Wakil Bupati. Mereka mengusung tagline BERKAH, yaitu singkatan “Bombana Baru dan Maju Bersama Kasra dan Arfah”.
Sebelum Kasra, sudah ada teman seangkatanku tahun lalu ikut kompetisi Pilkada di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Namanya Jaka Sumanta, teman kuliah di Jurusan Informatika ITB angkatan 1985. Namun sayang dia tidak menang dalam Piilkada Kabupaten Sragen tersebut.
Baca Juga : Polres Bombana Mulai Siagakan Pasukan Untuk Amankan PSU Pilkada Bombana
Saya mengenal Kasra sejak tahun pertama di ITB. Waktu itu saya dan Kasra ikut pelatihan Panitia Pelaksana Program Pelaksana Ramadhan (P3R) 1405 H di Masjid Salman ITB tahun 1986. P3R itu seluruh anggota panitianya adalah mahasiswa tingkat 1 ITB dari berbagai Jurusan (sekarang Program Studi). Jumlah anggota P3R sekitar 200-an orang. Beberapa bulan sebelum bulan Ramadhan datang, kami diberi pelatihan oleh kakak-kakak mentor selama dua hari dua malam di Masjid Salman.
Di sanalah saya berkenalan dengan Kasra. Saya tanya dari mana asalnya, dia menjawab dari Pulau Buton. Wah, mendengar Pulau Buton saya teringat pelajaran Ilmu Bumi di Sekolah Dasar. Yang saya ingat tentang Pulau Buton adalah pulau penghasil aspal di Indonesia. Jadi jika ingat aspal maka pasti ingat Pulau Buton. Namun saya belum pernah pergi ke Pulau Buton. Yang saya tahu Pulau Buton itu di Sulawesi, tepatnya di Propinsi Sulawesi Tenggara.
Saya sering terkesan dengan teman-teman mahasiswa ITB dari berbagai daerah di tanah air. Mahasiswa ITB berasal dari Sabang sampai Merauke. Pulau Buton menurut saya pulau yang sangat jauh karena terletak di kawasan Indonesia Timur. Perlu waktu tiga hari tiga malam untuk berlayar dengan kapal penumpang PELNI dari pelabuhan Bau-bau di Pulau Buton menuju Jakarta.
Saya cepat akrab dengan Kasra karena kami sama-sama putra daerah di ITB (saya dari Padang). Selepas kepanitiaan di P3R saya masih sering bertemu dengan Kasra di dalam kampus (kampus ITB di Jalan Ganesha itu tidak luas, sehingga intensitas bertemu dengan teman-teman dari berbagai jurusan cukup sering). Meskipun berbeda Jurusan, saya dan Kasra tetap menjalin persahabatan. Saya sering mengunjunginya yang tinggal di Asrama Mahasiswa ITB Rumah H di Jalan Sawunggaling (sekarang menjadi Hotel Sawunggaling).
Di tahun terakhir kuliah saya juga tinggal di asrama mahasiswa ITB, tetapi di Rumah C di Jalan Skanda. Ketika liburan panjang tiba saya berkirim surat kepada Kasra yang waktu itu pulang kampung ke Buton. Saya mengutarakan keinginan untuk ikut dengannya pulang kampung berlayar ke Pulau Buton. Saya ingin sekali mengunjungi Pulau Buton itu dan ingin melihat kehidupan masyarakat di sana. Hingga sekarang keinginan ke Buton belum terlaksana meskipun tahun lalu Kasra pernah mengajak ke sana.
Baca Juga : Ini Suara yang Akan Diperebutkan Dua Calon Bupati Bombana di Tujuh TPS Tempat PSU
Setelah lulus dari ITB saya mendengar Kasra bekerja di luar negeri di perusahaan eksplorasi minyak Schlumburger. Selama bekerja di Schlumburger dia sudah sering berpindah-pindah kota di berbagai belahan dunia karena ditempatkan oleh perusahaaanya.
Setelah sekian lama bekerja di luar negeri, Kasra berniat untuk pulang kampung untuk membangun tanah kelahirannya di Bombana dengan melamar menjadi calon Kepala Daerah di sana. Setelah saya cari petanya di Google, Kabupaten Bombana itu sebagian berada dataran Pulau Sulawesi dan sebagian lagi di Pulau Kabaena (lihat peta di bawah, sumber peta dari sini). Mengapa bukan di Buton, mengapa di Bombana? Menurut Kasra dia besar dan sekolah di Buton (karena ayahnya yang TNI ditugaskan di sana), namun kampung asalnya ya di Bombana ini.
Sebagai seorang teman seangkatan tentu saya mendukung langkahnya untuk menjadi Bombana 1. Saya mengenal Kasra sebagai orang yang baik dan humble. Dia punya kapasitas menjadi pemimpin karena semasa mahasiswa aktif dalam kegiatan di Himpunan Mahasiswa Kimia. Pengalaman kerjanya yang melanglangbuana di luar negeri pasti berguna untuk membangun tanah kelahirannya. Meski saya tidak bisa memilih, karena bukan warga Bombana, namun saya berharap Kasra terpilih sebagai Bupati Bombana. Selamat dan sukses, kawan!
Baca Juga : MK Putuskan PSU Pilkada Bombana
Untuk diketahui, saat ini sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dibacakan pada 26 April 2017, memerintahkan kepada KPUD Bombana untuk melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Tujuh TPS.
Tujuh TPS yang dinyatakan diulang itu diantaranya, TPS 1 Desa Hukaea, TPS 2 Desa Lantari, TPS 2 Desa Tahi Ite, TPS 1 Desa Larete, TPS 2 Desa Larete (TPS 2 Marampuka), TPS 1 Desa Lemo (TPS 1 Marampuka), TPS 1 Desa Lamoare.
Penulis: Benny Syaputra Laponangi
Komentar