Wal Ashr, Innal Insaana la fii hushr, illalladziina aamanu wa ‘amilusshoolihaati, wa tawaashobil haqqi, wa tawaashobisshabr.
Waktu sangat berharga. Itulah mengapa Allah SWT banyak bersumpah dengan menggunakan unsur-unsur waktu.
Setiap orang diberi 24 jam sehari.
Tidak peduli dari rahim siapa ia dilahirkan.
Ada yang bisa mengelola negara dengan waktu 24 jam.
Ada yang bisa mengelola perusahaan-perusahaan besar dalam waktu 24 jam.
Ada yang bisa menjadi pengusaha kaya dalam waktu 24 jam.
Ada yang hanya hidup biasa-biasa saja dalam waktu 24 jam.
Ada yang tidak bisa mengatur dirinya sendiri dalam waktu 24 jam.
Kalo engkau ingin tahu betapa berharganya waktu 1 tahun, tanyakan pada mereka yang tidak lulus ujian akhir.
Kalo engkau ingin tahu betapa berharganya waktu 1 bulan, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayinya secara prematur.
Kalo engkau ingin tahu betapa berharganya waktu 1 minggu, tanyakan pada editor majalah mingguan.
Kalo engkau ingin tahu betapa berharganya waktu 1 hari, tanyakan pada mereka yang bekerja sebagai buruh harian dan menanggung beban menghidupi keluarga.
Kalo engkau ingin tahu betapa berharganya waktu 1 menit, tanyakan pada mereka yang ketinggalan kereta api.
Kalo engkau ingin tahu betapa berharganya waktu 1 detik, tanyakan pada mereka yang baru saja lolos dari maut atau kecelakaan.
Kalo engkau ingin tahu betapa berharganya waktu 1 milidetik, tanyakan pada para juara olimpiade lari.
Kalau demikian, seberapa berharganya waktu ?
Imam Al Ghazali pernah bertanya kepada muridnya, ” Hal apakah yang paling jauh dari tempat ini, yang pernah kalian ketahui ? ”
Semua muridnya menjawab dan tidak ada satu pun dari jawaban mereka yang diiyakan oleh sang masyaikh.
Sang Imam menjawab, ” Yang paling jauh dari tempat ini adalah masa lalu. Seberapa besarpun usaha dan biaya yang kalian keluarkan, kalian tidak akan pernah menjumpainya kembali”
Mengapa tulisan ini ada ?
Karena waktu kita begitu berharga.
Maka berhentilah menyia-nyiakan waktu. Berhentilah menjadi orang yang terlalu banyak tidur. Bekerjalah, karena dengannya sang waktu akan menjadi saksi, bahwa kelak kita bukanlah orang-orang yang merugi.
Oleh : Dr. Sunu Wibirama
Sumber : [Rumah Zakat]
Editor : Albar Aryfhin
Komentar