Oleh: Unny (Aktivis Back to Muslim Identity Kolaka)
Aksi sejumlah pria menyamar sebagai pemburu, yang membantai petani dan penggembala Muslim di Ogossogou, Mali tengah, Sabtu (23/3/2019).
Dikutip dari international.sindonews.com, Seorang juru bicara pemerintah Mali mengatakan pada Rabu (27/3/2019) korban tewas dalam serangan terhadap penduduk desa di Mali tengah pada hari Sabtu oleh orang-orang bersenjata tak dikenal telah meningkat menjadi 157. Para penyerang bermodus menyamar sebagai pemburu tradisional dan lalu membantai para penggembala fulani yang tidak berdosa. Milisi etnis Dogon, sementara terduga sebagai pelaku dan bertanggung jawab atas aksi yang sangat tidak manusiawi itu, tragedi ini merupakan imbas ketegangan antara 2 kelompok ekstrimis di Mali, antara kelompok Dogon dan kelompok Peulh. Menurut PBB, wanita yang sedang hamil ikut dibunuh dan beberapa korban dibakar hidup-hidup. Video grafis yang diperoleh The Associated Press menunjukkan setelah serangan hari Sabtu, banyak korban terbakar di dalam rumah mereka. Tubuh anak kecil terlihat ditutupi dengan selembar kain, dan ada pula kartu ID ditunjukkan warga setempat berlumuran darah.
Dilansir dalam TEMPO.CO, Jakarta – Dua menteri sayap kanan Israel mendesak agar pengeboman ke Jalur Gaza ditingkatkan setelah serangan udara balasan terhadap roket Hamas. Haaretz melaporkan, serangan udara balasan dikerahkan ke target Hamas di Jalur Gaza, setelah roket dari Gaza menghantam ibu kota Israel pada Senin kemarin. Pesawat-pesawat tempur israel terus bombardir jalur gaza pada Selasa (26/3/2019). Setidaknya tujuh warga Palestina terluka di Jalur Gaza akibat serangan udara Israel, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Ashraf al Qidra.
Belum lama tragedi berdarah di New Zealand, belum sembuh duka muslim kembali menanggung luka, apa yang menimpa kaum muslim di Mali tengah bukan sesuatu yang baru. Serangan bertubi-tubi yang sangat keji mereka luncurkan terhadap kaum muslim, ratusan ribu nyawa kaum muslim yang menjadi korban pembantaian di Suriah, Irak, Palestina, Kashmir, Uighur, Myanmar, dan baru saja terjadi di New Zealand serta yg lainnya. Menyisakan teriakan dan tangisan yang terus terngiang di telinga tampak didepan mata. Benar-benar menyesakkan, terlebih lagi beberapa pembantaian itu mereka lakukan dibulan mulia, bulan Rajab yang penuh rahmat. Namun kemudian kita justru harus mengelus dada dan menarik nafas sedalam-dalamnya dengan tewasnya saudara se-aqidah kita.
Kapitalisme, Akar Masalahnya
Akan hal ini belum ada upaya yang berhasil dilakukan oleh negara-negara di dunia dalam upaya menyelesaikan permasalahan ummat Islam saat ini, terutama dari negara-negara muslim, minimnya respon negara Muslim semakin memperkuat argumen bahwa dunia dan pemimpin Islam akan tetap bungkam dan tertekan ketika hendak melakukan pembelaan, saat sekat-sekat itu masih kokoh memisahkan persatuan aqidah, saat masih tetap berada di dalam bingkai nasionalisme. Itu dikarenakan sistem sekuler kapitalis menetapkan islam sebagai musuh mereka yang akan terus mereka serang dan tekan dengan berbagai kebijakan dan peranan membuat beberapa negara tidak mampu melakukan hal yang seharusnya, sebagaimana mereka mengagungkan HAM, pembelaan akan hak-hak manusia tidak berlaku bagi umat muslim.
Inilah buruknya sistem demokrasi yang telah dijajakan barat ke negeri-negeri islam, sesungguhnya merupakan sistem kufur, sama sekali tidak ada hubungannya dengan islam, baik secara langsung maupun tidak langsung, demokrasi sangat bertentangan dengan hukum-hukum islam, baik secara global (garis besar), maupun secara partikular (rinci) kontradiksi demokrasi dengan islam tampak dengan sumber kemunculannya akidah yang melahirkan asas yg mendasarinya, serta berbagai ide dan aturan yang dihasilkannya, Ideologi kufur akan terus melenakan dan melemahkan para pemimpin negara.
Berbagai tragedi ini pula merupakan contoh kejahatan yang mengakar dalam masyarakat barat, buah busuk masyarakat liberal yang terus memprovokasi dengan gagasan yg berbahaya yg melahirkan aksi-aksi yamg menjadikan muslim sebagai korban Menjadikan muslim sebagai tujuan pembantaian. Ummat akan terus merasakan dampak kekerasan, selama sistem kufur masih terus diterapkan diberbagai dunia, yang akan terus bungkam dari tiap-tiap tragedi memilukan.
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim). Namun itu tidak berlaku dalam sistem buatan Manusia yang masih terus diterapkan hingga saat ini, Persatuan pembelaan dari negara islam hanya menjadi wacana, dan tragedi yang menimpa hanya akan terus menjadi tontonan belaka. Pembelaan total tidak akan mungkin terjadi jika tidak dengan sistem islam.
Kembali Kepada Islam
Islam adalah satu-satunya agama yang memberikan penghargaan tinggi pada darah dan jiwa manusia. Allah SWT menetapkan pembunuhan satu nyawa tak berdosa sama dengan menghilangkan nyawa seluruh umat manusia.
Islam datang dari kesempitan dunia akibat penerapan aturan buatan manusia menuju kelapangan dunia, islam juga datang untuk membebaskan dunia dari kedzaliman agama dan sistem selain islam berupa sistem sekuler kapitalis dan sosialis komunis menuju keadilan islam. Semua itu akan menjadi nyata jika ummat mengembalikan hak penetapan aturan hukum hanya kepada Allah Subhana wata’ala dan RasulNya, dengan cara memberlakukan syariah islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan. Tanpa itu kemerdekaan hakiki, kelapangan dunia dan keadilan islam tak akan terwujud. Selama aturan hukum dan sistem buatan manusia yang bersumber dari akal dan hawa nafsu mereka terus ditetapkan dan dipertahankan, maka selama itu pula akan terus terjadi kekerasan dan penindasan.
Sungguh, sudah saatnya kita mengakhiri derita kaum muslim dengan hadirnya perisai (Junnah), pelindung bagi kaum muslim dan juga bagi setiap jiwa yang menjadi warga negara khilafah termasuk nonmuslim. Ummat tidak akan mampu melindungi diri mereka sendiri sehingga hal ini mengharuskan adanya penguasa yang melindungi mereka, seperti dalam sabda Rosul, “Sungguh imam (Khalifah) itu (laksana) Perisai, Orang-orang akan berperang di belakang dia, dan berlindung (dari musuh) dengan kekuasaannya.” ( HR. Al-Bukhari).
Hal ini menegaskan pentingnya adanya khalifah yang memimpin dalam institusi khilafah, sekaligus menjadi solusi tuntas permasalah ummat terlebih terkait atas perlindungan keamanan. Karena hanya dengan sistem Islam nyawa muslim dan jiwa tak berdosa dapat terjaga, dan para pelaku kejahatan akan mendapatkan hukuman yang sesuai dengan perbuatannya, penerapan hukum syariah Islam itu menjadi bukti kebenaran dan kesempurnaan klaim keimanan dan penghambaan kepada Allah SWT. Karena itu Allah SWT memerintahkan kita semua untuk menerapkan syariah Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Wallahu a’lam bisshowab.
Komentar