Peran Media Dalam Islam

Opini1,187 views

Oleh: Dewi Sartika (Komunitas Peduli Umat dan Muslimah)

Kemerosotan fungsi dan peran pers menjadi catatan dalam peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2019. Yang puncaknya diperingati 9 Februari di Surabaya Jawa Timur.

Wakil Sekretaris Departemen dalam Negeri partai Demokrat Abdullah Rasyid menilai pilar demokrasi pers sudah mulai doyong dan hampir roboh “Pers atau media mainstream lebih menjadi corong penguasa yang mengobral janji kebohongan” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi RMOL.CO, Senin (11-2-2019).

Menurutnya di tahun politik ini berita-berita anti penguasa hampir tidak mendapat tempat jika pun dimuat sudah berubah lunak bahkan jauh dari realita di lapangan, masih segar di ingatan kita reuni 212 Desember 2018 lalu. Hampir semua pers mainstream seperti mati rasa dan hilang akal sehat kata Rasyid memberi contoh.

Media yang seharusnya bersikap netral memberikan berita kepada masyarakat dan menjadi jembatan informasi yang akurat, namun tidak sedikit dari mereka justru menjadi corong kepentingan penguasa semata. Ketika media mulai menjadi corong penguasa, maka setiap informasi yang dikabarkan akan disesuaikan dengan agenda dan tujuan pemerintah. Media menjadi alat propaganda atau alat framing dari pemerintah tak ada lagi nilai keberimbangan dalam memberikan sebuah informasi,

Padahal dalam dunia jurnalistik dikenal istilah “cover both sides” yang bila diartikan secara sederhana artinya adalah berimbang tak memihak tujuan dari prinsip ini adalah agar masyarakat bisa menerima informasi yang benar sebagaimana adanya, tanpa tendensi apapun untuk menggiring masyarakat pada satu opini tertentu. Berdasarkan prinsip ini media seharusnya dijalankan oleh orang-orang independen yang tidak berhubungan atau terlibat dengan partai politik atau simpatisan satu golongan tertentu, namun sulit dipungkiri kenyataan yang ada saat ini media justru dimiliki oleh  individu-individu yang mana mereka merupakan para tokoh yang ikut bersaing di ranah politik Indonesia.

Media Massa Dalam Negara Khilafah

Media massa (wasa’il al i’lam) sepenuhnya dikendalikan oleh seorang Khalifah, yang mana seorang Khalifah mengawasi berita-berita yang akan disampaikan kepada masyarakat melalui orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Media massa bagi negara Khilafah dan pentingnya dakwah Islam mempunyai fungsi strategis yaitu melayani ideologi Islam, baik di dalam maupun di luar negeri.

Di dalam negeri media massa berfungsi membangun masyarakat Islami yang kokoh. Sedangkan di luar negeri media massa berfungsi untuk menyebarkan Islam, baik dalam suasana perang maupun damai untuk menunjukkan keagungan ideologi Islam sekaligus membongkar kebobrokan ideologi kufur buatan manusia.

Media juga menjadi sarana menjelaskan semua tuntunan hidup baik berdasarkan syariat. Beberapa nilai dan panduan bersikap peningkatan kualitas hidup dengan pemanfaatan iptek. Disamping itu, media juga menjadi sarana informasi, edukasi, persuasi, serta hak berekspresi publik dalam rangka amar ma’ruf nahi mungkar dan Muhasabah Lil Hukam.

Oleh karena itu, media massa dalam Islam akan mampu mewujudkan masyarakat cerdas karena memiliki tuntunan yang jelas dalam semua urusan hidupnya. Sehingga Umat mampu menilai mana yang benar–salah, juga peduli karena adanya budaya kritis dan menasehati penguasa. Wallahu A’lam Bishawab.

Komentar