Prabowo Jenderal Tempur vs Jenderal Kabur

Opini216 views

Oleh: Fahri Hamzah (Wakil Ketua DPR RI)

Susah kalau jenderal gak pernah ke medan perang… jadinya pengecut… Beraninya perang intelijen memakai fasilitas negara…

Kata mereka bikin perang total… ya maksudnya ternyata “perang memakai aparatur negara untuk melumpuhkan lawan dari belakang”… Waspada kawan-kawan tetap fokus ke depan..

Kalau Prabowo itu jenderal tempur, ia terjun ke medan perang, terjun beneran pakai parasut…

Pertaruhkan nyawa, kata prajuritnya, “Dia kan mantu presiden, sebenarnya bisa menghindar… dia gak mau… dia turun ke battle pertaruhkan nyawa…”

Maka dia ksatria…

Sikap ksatria ditunjukkan dengan keberanian berhadap-hadapan, berkata apa adanya, dan mengerti etika dalam menyerang lawan… Bangsa ini tahu bagaimana sang jenderal bertempur di medan perang.. Dan sekarang kita melihat bagaimana sang jenderal bertempur di medan politik. Sama, ksatria.

Lalu sang jenderal difitnah, tuduhan yang dibuat secara sepihak, dengan motif politik dan penyingkiran. Dia terima, dan dia diam.. Dia ambil tanggungjawab putus sampai di dia… Dia jaga apa yang dia anggap benar. Tapi tidak pernah dia bicara, jenderal diam dalam sepi.

Sang jenderal malah menghindar dan menyibukkan diri menjadi pengusaha, dia tunjukkan bahwa ia bisa meneruskan perjalanan, dia tidak mau patah dan menjual diri pada orang. Sementara itu, jenderal abal-abal berpesta pora memperkaya diri entah dari mana. Menjadi beking mafia.

Dulu, jenderal Prabowo difitnah, sekarang mau difitnah lagi. Bahkan dengan tujuan yang lebih kejam. Segala peluru kotor akan mereka pakai. Mereka takut jenderal ksatria ini berkuasa karena beliau terlalu tahu siapa mereka. Padahal santai aja, ksatria tidak akan balas dendam.

Penyingkiran Prabowo kali ini akan gagal. Dia akan dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke-8. Dari dulu dia dipanggil 08. Insya Allah ini akan jadi kenyataan. Dia akan memimpin dengan adil dan bijaksana, dia akan menjaga persatuan dan rekonsiliasi.

Para jenderal yang terhormat, kembalilah kalian ke belakang Prabowo. Jangan bohongi diri sendiri. Permainan sudah selesai, kepalsuan ini jangan diteruskan. Ini saatnya bersatu membangun negeri, menjaga NKRI dan menjaga ideologi negara Pancasila dan UUD 1945.

Mari bersatu kembali, mari akhiri cerita fiksi tentang Prabowo. Jangan dustai sejarah kita, bangsa ini terlalu mengenal dia, para jenderal terlalu mengenal dia, bagaimana mau bikin cerita fiksi? Bagaimana bikin fiksi soal cucu pendiri bangsa dan pejuang NKRI?

Sudahlah, mari tutup buku lama, kita buka lembaran baru. Mari melangkah ke depan. Ini tentang sikap yang benar di atas timbangan sejarah. Kita tidak bisa terus berbohong pada nurani kita sendiri. Kita tidak bisa menegakkan benang basah. Ini waktunya kita memulai lagi. Terima kasih.

Komentar