Ramadhan Tanpa Junnah

Opini393 views

Oleh: Yuharia (Mahasiswi Ilmu dan Teknologi Pangan UHO)

“Ramadhan tiba, ramadhan tiba, marhaban yaa ramadhan, marhaban yaa ramadhan..” kira-kira begitulah lirik lagu yang kerap kali mendayu dilisan kaum muslimin. Bulan yang penuh berkah yang dinanti-nanti bagi umat muslim telah tiba.

Khususnya di Indonesia, umat menyambut ramadhan tahun ini dengan penuh suka cita karena kita masih dipertemukan bulan ini dengan keluarga, teman, sahabat yang masih lengkap. Berbeda halnya dengan saudara-saudari kita di Palestina, mereka menyambut ramadhan tahun ini dengan duka cita. Pasalnya, mereka kehilangan orang-orang yang dicintai.

Pada sabtu (4/5), konflik lintas perbatasan antara Paletina dan Israel kembali memanas. Setelah Hamas-organisasi Islam Palestina menembakkan lebih dari 250 roket di kota-kota dan desa Israel. Kemudian Israel melancarkan serangan balasan dengan tembakan dari tank dan serangan udara yang menewaskan empat warga Palestina. Seketika Gaza porak-poranda. Warga yang saat itu tengah disibukkan dengan aktivitas membeli bahan makanan untuk menyambut ramadhan pecah oleh seranagan dan ledakan. Total enam orang tewas, dua di antaranya tentara Israel.

Kementrian kesehatan Gaza mengatakan tiga dari enam korban tewas itu bayi Paletina berusia 4 bulan dan ibunya sedang mengandung. “pesawat Israel menembakkan rudal di dekat rumah dan pecahan peluruh memasuki rumah, menghantam bayi kami yang malang.” kata kerabat bayi itu, Ibtessam Abu Arar, dilansir Reuters (Kumparan.com,6/5/2019).

Serangan yang diterima Palestina beberapa waktu yang lalu, bukanlah akhir dari penderitaan mereka. Ketegangan itu akan terus berlanjut sampai ‘mimpi siang bolong’ zionis Israel tercapai untuk mengambil alih tanah Palestina. Namun sayang, umat muslim tidak akan pernah diam membiarkan hal itu terjadi karena sejatinya tanah Quds bukanlah milik pribadi Palestina melainkan milik seluruh umat muslim. Di sana tempat Isra’nya Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam dan juga menjadi kiblat pertama (Masjid Al Aqsha) bagi umat muslim.

Maka pantaskah kita berdiam diri membiarkan Palestina berjuang sendiri? Sibuk memikirkan “Mau makan apa hari ini” sedangkan saudara-saudari kita setiap hari selalu berpikir “Hari ini apa yang akan saya makan?”.

Olehnya itu kita tidak boleh membiarkan mereka sendirian dalam berjuangan melawan zionis laknatullah ‘alaih. Pantaskan kepercayaan Nabi dalam ungkapan bahwa muslim satu dan yang lainnya adalah satu tubuh. Seperti sabda Rasululah shalallahu’alahi wa sallam : “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh tubuh merasakannya dengan berjaga dan merasakan demam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Apa yang telah dilakukan Israel sangatlah melukai hati umat Islam. Mereka telah banyak membunuh anak bayi yang tak berdosa, melecehkan wanita muslim dan tak membiarkan warga palestina menyambut ramadhan dengan suka cita. Lalu pantaskah kita hanya mengutuk perbuatan mereka tanpa melakukan perlawanan.

Lalu sampai kapan penderitaan ini akan terjadi? Jawabannya,  hingga ada kekuatan besar yang menghentikan itu semua. Selama masih ada ikatan nasionalisme di dalam benak kaum muslim, maka demikian derita itu tidak akan berakhir.

Tersekatnya umat Islam oleh nasionalisme yang sudah ditanamkan para pembenci Islam jauh sebelum runtuhnya kekhilafahan, yang sudah mengakar kuat dalam pemikiran umat Islam sehingga perasaan seakidah lambat laun hilang dari pemahaman umat.

Ikatan nasionalisme telah terbukti membawa perpecahan di dalam tubuh umat muslim itu sendiri. Umat ini pecah karena masing-masing bangga dengan bangsanya sendiri. Mereka merasakan nasib yang berbeda dengan muslim yang lainnya.

Bulan ramadhan ini seharusnya menjadi momentum terbaik untuk menyadarkan umat bahwa derita Palestina merupakan derita kita bersama dan masalah ini hanya dapat selesai dengan adanya Khilafah sebagai Junnah (Perisai). Keberadaan negeri Islam dan pemimpin atasnya yang akan menyerukan jihad dengan bantuan selurah pasukan yang siap syahid di jalan Allah Swt. untuk membebaskan negeri-negeri muslim yang terjajah. Wallahua’lam bi ash-shawab.

Komentar