Riset Superkonduktor Memicu Lahirnya Kereta Super Cepat di Dunia

Tekno1,089 views

La Agusu

Kontributor: Dr.Eng. La Agusu, M.Si.

PORTALSULTRA.COM– Superkonduktor adalah bahan yang mempunyai hambatan nol sehingga arus yang mengalir padanya tidak pernah berkurang. Sifat superkonduktor dimiliki logam-logam tertentu yang jika didinginkan pada suhu di bawah titik kritisnya hambatannya menjadi nol.

Prinsip superkonduktor pertama kali ditemukan pada tahun 1911 oleh Heike Kamerlingh‐Onnes yang kemudian mendapatkan hadiah nobel fisika pada tahun 1913. Dia mendinginkan air raksa pada suhu 4,19 kelvin atau -269 celsius dan mendapatkan fakta dari eksperimen bahwa arus yang mengalir padanya tidak berkurang seiring berjalannya waktu. Sifat kedua yang menarik pada superkonduktor adalah ternyata jika didekatkan dengan magnet, maka magnet akan ditolak oleh bahan superkonduktor.

Jika magnet diletakkan di atas dan superkonduktor diletakkan di atas maka magnetnya akan ada gaya dorong ke atas yang melawan gaya gravitasi. Posisi kesetimbangannya terletak pada jarak tertentu tergantung besar medan magnetnya dan juga berat magnetnya. Sifat inilah yang menginspirasi peneliti untuk menggunakannya pada kereta supercepat. Kereta tercepat Jepang disebut Shinkansen mempunyai kecepatan tertinggi sekitar 270 km/jam. Untuk mencapai kecepatan tersebut proses optimasi dilakukan pada bentuk aerodinamis, mesin, roda, dan relnya.

Tapi sesungguhnya ada kecepatan maksimum yang bisa dicapai sebab roda dan rel bergesekan. Semakin cepat semakin tinggi gesekan antar rel dan roda hingga mengurangi kecepatan dan kekuatan kereta. Peluang mempercepatnya adalah jika rel dan roda tidak bersentuhan langsung. Kereta harus sedikit terapung di atas rel. Untuk merealisasikannya rel kereta terbuat dari bahan magnet dan bagian bawah kereta terdapat bahan superkonduktor yang didinginkan dengan gas cair seperti helium cair dengan suhu sekitar 77 kelvin atau -196 celcius. Jepang sendiri menguji coba kereta penumpang dengan apungan magnetik tersebut sejak tahun 1962.

Penyempurnaan terus dilakukan hingga saat ini dapat mencapai kecepatan 581 km/jam pada tahun 2003 pada jalur sepanjang 43 km di Yamanishi Prefecture. Pada tahun 2013 Jepang telah menguji kereta dengan kecepatan rekor dunia (GUINNES Word Record) yaitu 603 km/jam sepanjang 4000 km. Jepang berencana akan meluncurkan kereta komersil jenis ini pada tahun 2027 melayani antara Tokyo dan Nagoya.

Tidak diragukan lagi bahwa sains adalah fondasi teknologi. Negara yang menguasai teknologi adalah negara yang memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan. Indikator kemajuan bangsa adalah seberapa besar anggara digunakan untuk mengembangkan pendidikan khususnya penelitian di bidang sains dasar. Fenomena superkonduktor adalah salah satu bidang kajian di Fisika. Kita lihat bahwa pada tahun 1911 ketika Indonesia masih dijajah, peneliti Jerman telah menemukan fenomena superkondukto yang pada saat itu tak pernah dipikirkan apa revolusi teknologi yang akan dipicu oleh penemuan ini.

Tak pernah ada kesia-siaan dalam mengembangkan sains. Apa yang kita saksikan pada munculnya raksasa ekonomi baru seperti China, India dan Korea Selatan adalah selaras dengan kemajuan mereka di bidang sains dan teknologi. Sulawesi Tenggara jika ingin maju, harus fokus pada bidang pendidikan, sains, dan teknologi.

Momentum tambang nikel harus digunakan sebaik-baiknya untuk mengembangkan pendidikan. Sebab tambang akan habis dan menyisakan kerusakan lingkungan. Jika momentum tambang ini di sia-siakan maka 20 tahun mendatang Sulawesi Tenggara hanyalah kubangan sisa pertambangan sementara rakyatnya kalah bersaing dalam bursa tenaga kerja. Mari gunakan momentum ini untuk memajukan pendidikan di Sultra.

Komentar