Oleh: Nurhayati (Aktivis BMI Community Baubau)
Ibadah puasa dibulan Ramadhan harusnya disambut dengan suka cita dan penuh ketenangan serta kedamaian oleh seluruh umat muslim diberbagai negara. Namun, berbeda dengan yang dirasakan oleh warga Jalur Gaza, Palestina. Mereka menyambut bulan suci Ramadhan 1440 H dengan duka, mereka was-was karena serangan rudal dari militer Israel dalam beberapa hari terakhir, tepatnya dilancarkan pada akhir pekan sehari sebelum bulan puasa.
Dikutip dari Kumparan.Com. (6/5/2019) Diberitakan AFP, hingga Minggu (5/5) malam, roket Israel terus menghantam kawasan Gaza. Akibatnya 23 warga Gaza meninggal dunia. Termasuk di antaranya seorang perempuan yang sedang mengandung dan seorang bayi. Serangan dari tank dan rudal udara Israel mulai menggempur Gaza sejak Sabtu (4/5). Militer negara zionis itu berdalih serangan dilakukan sebagai bentuk balasan. Serangan tersebut dilancarkan sebagai pembalasan atas 400 roket yang ditembakkan milisi gaza. Menurut israel, 250 dari roket itu berhasil ditangkis sistem anti rudal Iron Done. Empat orang warga Israel tewas. Walupun Israel mengatakan serangan udara mereka mengincar target tertentu, tapi nyatanya warga sipil jadi korban.
Bukannya menghentikan serangan karena korban jiwa yang terus bertambah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu malah memerintahkan militernya untuk terus menggempur Gaza. Seperti perkataan Netanyahu yang dilansir dari Kumparan.Com. (6/5/2019) “Lanjutkan serangan masif ke elemen teror di Jalur Gaza,”. Dan juga dikutip dari laman yang sama Kumparan.Com. (6/5/2019) Diberitakan Associated Press, Militer Israel telah menyerang peluncur roket, terowongan, lokasi pelatihan, gudang penyimpanan, dan gudang-gudang Hamas di Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Hamas harus membayar “harga mahal” untuk serangan roketnya terhadap Israel. Salah satu serangan udara turut menghantam bangunan komersial dan perumahan enam lantai yang menampung Kantor berita Turki, Anadolu Agency. Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu menyebutnya sebagai “contoh baru agresi Israel yang tidak terkendali.”
Siapa yang Bisa Menolong ?
Serangan yang terjadi terhadap warga di jalur Gaza, Palestina ini sudah tersebar di seluruh media massa diberbagai negara. Sudah banyak orang yang melihat dan mengutuk serangan tersebut, namun tidak ada yang mampu menolong, tidak ada negara yang mau menurunkan secara langsung militer yang mampu melawan serangan militer Israel sedangkan banyak negri-negri muslim yang memiliki kekuatan militer yang memadai untuk membantu menyelamatkan warga dijalur gaza dari serangan militer Israel.
Hal ini terjadi karena para penguasa muslim sudah terbelenggu ikatan nasionalisme dan perjanjian rahasia dengan penjajah dan pendukungnya. Dimana akibat ikatan nasionalisme ini kaum muslim dipecah belah dan dikotak-kotakkan berdasarkan bangsa sehingga umat islam tidak bisa berkutik ketika di pertontonkan kekejaman, kekejian pembantaian kafir barat terhadap muslim karena perbedaan bangsa dan negara dan karena ikatan tersebut pula tidak bisa bersatu muslim seluruh dunia dalam ikatan nasionalisme untuk melawan negara adidaya yang telah menjajah selama ini, justru para penguasa negri-negri muslim banyak melakukan kerja sama dan terikat bankir dan PBB dengan para kafir barat. Ikatan nasionalisme ini adalah ikatan ashobiyah yang dilarang keras dalam Islam sebagaimana hadish Rasulullah : “Tidaklah termasuk golongan kami, siapa saja yang menyerukan kepada “ashabiyyah” dan bukannlah termasuk golongan kami, siapa saja yang berperang di atas “ashabiyyah”, dan bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang mati di atas “ashabiyyah”. [HR. Imam Abu Dawud]
Dengan demikian, kita umat Islam janganlah mau dilemahkan oleh ikatan nasionalisme, yang karena ikatan tersebut kita kehillangan perisai umat dan Daulah Islamiyyah hancur. Ramadhan semestinya membuat umat makin bersemangat untuk mewujudkan kemuliaan umat dan persatuan hakiki di bawah naungan Islam. Palestina adalah milik kaum muslimin, sejak Allah subhanahu wa ta’ala menyatukan negeri ini dengan Baitulloh al Haram, ketika meng-isra’-kan Rasul-Nya dari Masjid Al Haram menuju Masjid al-Aqsha. Firman Allah QS. Al Isra’[17]; 1 : “Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” Dari ayat tersebut sungguh Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan tempat tersebut sebagai bumi yang suci lagi diberkahi. Hati kaum muslimin terpaut erat dengan ibu kota Palestina (Baitul Maqdis-Yerusalem), karena Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikanya sebagai kiblat yang pertama, sebelum Allah memerintahkan untuk menghadap ke arah kiblat ke Baitulloh-Mekkah.
Umat Islam wajib bersatu dan berjuang membebaskan Palestina, bersungguh-sungguh menegakkan kembali daulah Islam yang dulu menaunginya, yaitu Khilafah. Hanya khilafah lah yang mampu melindungi Palestina, seperti yang telah terjadi sebelumnya yaitu hampir selama 13 abad sejak Palestina dibebaskan Khalifah Umar bin Khathab tahun 636 M. Sehingga sudah tentu hanya Khilafah yang mampu melindunginya kembali, mempertahankan seluruh wilayah/tanah kaum Muslim. Rasulullah telah bersabda: “Sesungguhnya Imam (Khalifah) adalah laksana perisai; orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya (HR Muslim).”
Wallahu a’lam Bisshawab
Komentar