Small Learning Community (SLC), Upaya Tingkatkan Kompetensi Guru

Opini396 views

PORTALSULTRA.COM – Guru sejatinya adalah seorang pembelajar yang selalu haus akan ilmu. Sehingga menjadi hal wajib bagi guru untuk selalu menambah ilmu, wawasan dan update informasi terbaru baik itu melalui membaca buku, mengikuti workshop, pelatihan ataupun seminar.

Guru kemudian mengajarkan lagi kepada siswanya pengetahuan yang dimilikinya. Tentu saja guru tidak bisa berpatokan pada ilmu atau pengetahuan yang diperoleh dimasa lampau saja, sedangkan ilmu pengetahuan dan informasi selalu mengalami perkembangan dan perubahan.

Jika berada di kota itu bukan menjadi hal yang sulit untuk dilakukan dan diperoleh para guru, namun sayangnya tidak demikian yang terjadi di daerah – daerah tertentu, seperti daerah 3T (terluar, terpencil, terdepan).

Buku saja masih menjadi barang langka yang sulit didapat, apalagi untuk mengikuti sebuah seminar, workshop atau pelatihan yang notabene jarang terselenggara. Memang keberadaan internet bisa sedikit menjawab bagaimana informasi saat ini bisa diperoleh dengan mudah, namun terdapat kendala lain lagi yaitu keberadaan SDM (sumber daya manusia) yang masih gagap teknologi.

Solusi dari masalah tersebut adalah dengan mengadakan forum berbentuk kelompok belajar yang terdiri dari guru-guru di sebuah sekolah. Memang sudah sering kita dengar istilah KKG (Kelompok Kerja Guru) ataupun KKM (Kelompok Kerja Madrasah) yang juga merupakan forum kelompok belajar guru yang terdiri dari guru-guru yang biasanya gabungan beberapa sekolah yang masih satu gugus.

Namun pelaksanaan KKG/KKM umumnya hanya sekali satu bulan dan itupun masih banyak yang kurang berjalan aktif. Rata-rata KKG / KKM aktif hanya saat persiapan membahas pembuatan soal ulangan semester. Sehingga ada solusi yang bisa menambah pengetahuan guru serta sebagai ajang upgrade diri dalam menyampaikan ilmu yang dimiliki kemudian ditransfer ke rekan sesama guru yaitu sekolah membuat forum kerja kelompok yang disebut dengan Small Learning Community (SLC).

Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk mengadakan SLC. Langkah pertama adalah mengadakan diskusi dengan semua guru dan juga kepala sekolah untuk melakukan analisis terhadap kekurangan kompetensi secara keseluruhan dari diri guru yang ada di sekolah. Analisis kebutuhan atau yang dibutuhkan guru dalam hal pemenuhan kompetensi untuk mengupgrade diri.

Langkah kedua adalah memiliki koordinator/penanggungjawab yang bertugas mengontrol jalannya kegiatan agar berjalan rutin. Setelah itu, yang bertugas sebagai penangggungjawab membuat jadwal pelaksanaan. SLC yang terdiri dari tema materi yang disampaikan dan juga guru yang bertugas menyampaikan.  Saat langkah kedua ini, pemilihan tema terkait materi yang disampaikan haruslah disesuaikan berdasarkan hasil diskusi dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya.

Contohnya, jika di sebuah sekolah masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran aktif maka tema yang akan direncanakan untuk dijadwalakan dalam pembahasan SLC sepeti model-model pembelajaran, pembuatan berbagai media pembelajaran, manajemen kelas dan lain sebaginya. Materi lainnya yang bisa dijadwalkan dalam kegitan SLC adalah book sharing ataupun pembahasan kronik guru (catatan refleksi proses KBM di kelas).

Langkah ketiga adalah menjalankan SLC, idealnya dilakukan minimal sepekan sekali. Agar peserta SLC tidak bosan dan segar dalam menerima informasi hendaknya dilakukan dengan model workshop jika materi berkaitan dengan pembuatan media pembelajaran, ataupun dengan model seminar jika memang materinya bersifat teoritis.

Tentunya semua guru pernah mengikuti barang satu kali workshop ataupun seminar dan tau bagaimana pelaksanaannya sehingga SLC bisa dilaksanakan dengan teknik demikian. Sehingga dari kegiatan SLC ini outputnya selain guru bisa bertambah pengetahuannya dan bisa membagikan pengetahuannya, guru juga kan bisa menjadi trainer.  Namun yang harus digarisbawahi adalah adanya kemauan untuk belajar.

Langkah keempat adalah rutin diadakan evaluasi dari kegiatan yang sudah dirancang dan dijadwalkan untuk kemudian diperbaiki dalam pelaksanaannya.

Oleh: Siti Fatonah
Konsultan Relawan (KAWAN)
Sekolah Literasi Indonesia (SLI) Dompet Dhuafa
Penempatan Manggarai Barat, NTT

Komentar

Baca Berita