Stok Beras Konawe Selatan Aman di Era Pandemi Covid-19

Sultra Raya1,036 views

Kepala Balitbangtan BPTP Sultra Muhammad Sidiq beserta tim saat malakukan koordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Konawe Selatan. Foto: Istimewa.

Kendari – Dalam rangka mengimplementasikan arahan Menteri Pertanian, Kepala BPTP Sulawesi Tenggara Muhammad Sidiq dan tim pada pertengahan Juni 2020, menuju Konawe Selatan guna memastikan cadangan beras dalam posisi aman sampai akhir 2020.

Selain itu, juga melakukan koordinasi dengan lintas stakeholder, mulai Dinas Tanaman Pangan dan jajarannya sampai level kecamatan, pihak bulog, dan mitranya yaitu penggilingan padi dan kelompok tani sebagai produsen pangan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Konawe Selatan Hidayatullah dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Konawe Selatan Irwan H. Silondae sepakat menyampaikan bahwa, kondisi kebutuhan pangan khususnya beras di Konawe Selatan periode April-September (ASEP) diperkirakan mengalami surplus hingga Oktober 2020.

Total kebutuhan pada periode tersebut adalah 2.060 ton dengan stok beras tersedia sekitar 66.940 ton, sehingga terdapat surplus sekitar 64,880 ton sehingga masih bisa mennyuplai di wilayah lainnya, seperti wilayah kepulauan di Sulawesi Tenggara. Untuk kesiapan lahan tanam periode ASEP wilayah Konawe Selatan sekitar 20.165 ha.

Kunjungan dan koordinasi berikutnya ke salah satu gudang bulog yang terdapat di Lalobao, Konawe Selatan, guna melihat stok beras di gudang, dimana saat ini terdapat stok sekitar 1.700 ton.

Mulyadi, selaku Kepala Bidang Penyimpanan Gudang Bulog Lalobao menyampaikan bahwa, sumber beras di gudang umumnya berasal dari mitra penggilingan besar di wilayah Konawe Selatan dan umumnya beras kualitas medium.

“Untuk target stok per bulan sebanyak 600 ton, sedangkan realisasi 300 ton/bulan. Waktu pengadaan stok beras saat ini yaitu pada bulan Mei-Juni. Distribusi beras dari gudang ini, sebagian besar ke dalam wilayah Konawe Selatan, wilayah Kabaena dan Kota Bau-Bau,” ujar Mulyadi.

“Untuk harga beras standar di gudang per kilogram yaitu Rp8.450 sedangkan harga di pasaran Rp10.000 per kilogram,” katanya.

Kunjungan dilanjutkan ke BPP Kostratani di Kecamatan Tiananggea yaitu BPP Ngapaaha, guna mendapatkan informasi berkaitan rencana tanam periode April-September (ASEP) 2020.

“Saat ini sebagian di lahan masih berlangsung panen dan terdapat pula yang sudah masuk fase persiapan lahan,” kata Muhammad Sidiq, Senin (15/6/2020).

“Luas tanam padi pada musim penghujan sekitar 1.870 ha, dan pada musim kemarau seluas 1.500 ha dengan rata-rata provitas 4 ton/ha. Varietas padi yang umum ditanam di wilayah Tinanggea antara lain Mekongga, Ciherang, dan beberapa jenis seperti Inpari 42,” ujar Muhammad Sidiq.

Kunjungan ke BPP Kostratani berikutnya yaitu BPP Rambu-rambu, Kecamatan Laeya. Luas tanam pada musim kemarau ASEP yaitu sekitar 500-600 ha.

“Kendala utama di wilayah ini adalah dukungan sumber air pengairan yang masih terbatas sehingga sebagian lahan tidak bisa ditanami pada pada musim kemarau,” katanya.

“Akibatnya, pada musim kemarau, terdapat pasokan dari wilayah lain, namun melihat kondisi pada musim penghujan ini, nampaknya dari hasil panen padi petani di wiayah ini sudah bisa mencukupi kebutuhan beras di wilayah Kecamatan Laeya, bahkan bisa menyuplai wilayah lainnya,” ujarnya.

Peran penggilingan padi sangat vital dalam mendukung ketersediaan pangan. Pada kunjungan ke salah satu penggilingan tipe sedang (kapasitas produksi 12 ton/hari) di Kecamatan Tinanggea, diperoleh informasi bahwa stok gabah berasal dari wilayah Konawe Selatan dan Bombana sekitar 30-40 ton/hari.

“Beras dari penggilingan ini biasanya didistribusikan ke pasar umum dan Bulog di Kabupaten Bombana,” katanya.

Pada kunjungan berikutnya pada unit penggilingan kapasitas kecil (kapasitas produksi 4 ton/hari). Kualitas beras dari penggilingan ini juga beras kelas medium.

bni/bni

Komentar