Wujudkan Internet Layak Anak

Opini251 views

Oleh: Saniawati (Mahasiswi UHO)

Di era digital ini, kebutuhan akan informasi semakin meningkat terutama di kalangan muda mudi khususnya pelajar yang membutuhkan informasi seputar pendidikan. Di era revolusi industri 4.0, teknologi berkembang untuk memudahkan aktivitas manusia. Melalui teknologi ini informasi dengan mudahnya diakses. Dari game online hingga berbelanja dapat dilakukan dengan adanya internet.

Internet menjadi santapan harian anak bangsa. Sehingga tak jarang jika smartphone selalu dalam genggaman dimana dan kapan pun. Perlu diketahui bahwa dalam penggunaan internet, iklan-iklan tidak luput dari layar smartphone. Layaknya iklan pada saluran televisi, di internet juga menampilkan produk-produk menarik. 

Namun, ada hal lain yang perlu diperhatikan terkait iklan dari internet. Dilansir dari Tempo.co, Jakarta – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menilai internet di Indonesia belum layak anak karena masih terdapat iklan yang belum pantas diakses dan dilihat anak-anak, seperti iklan rokok misalnya.

Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N. Rosalin menyatakan bahwa indikator internet layak anak adalah tidak ada iklan, promosi, dan sponsor rokok 

KPPPA sedang berusaha mewujudkan internet layak anak dengan memberi edukasi dan menerbitkan aturan tentang pedoman pemberitaan ramah anak. Lenny menilai iklan rokok di internet paling mudah dan diakses anak-anak. KPPPA juga menggandeng Kementerian Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika guna membahas  iklan rokok ini.

Namun, ada yang lebih berbahaya dan perlu panaggulangan daripada sekadar iklan rokok. Yakni konten-konten berbau pornografi, syirik, dan sebagainya yang seharusnya tidak dilihat oleh anak-anak. Akan sangat berbahaya lagi jika orang tua tidak mengawasi ananda dalam penggunaan internet.

Maka peran orang tua sangat penting karena keluarga merupakan madrasah pertama dalam membentuk kepribadian anak. Membatasi penggunaan smartphone serta meluangkan waktu bagi anak dan membangun chemistry pada mereka akan mengurangi penggunaan pada smartphone.

Selain keluarga, lingkungan juga menentukan kepribadian anak. Lingkungan ini akan sulit dikendalikan jika negara masih mempertahankan paradigma sekuler. Paradigma sekuler inilah yang menjadi faktor perusak generasi. Bagaimana tidak? Konten-konten iklan yang ditampilkan di televisi maupun internet sangat jauh dari Islam. Negara tidak akan melarang selama iklan tersebut mendatangkan keuntungan bagi negara. 

Media dalam sistem kehidupan hari ini sudah nyaris melupakan fungsi utama sebagai penjaga dan pendidik agar nalar sehat dan moral kebaikan senantiasa hadir ditengah-tengah mereka. Malah semakin merusak pola pikir dan pola sikap generasi muda bangsa.

Karena negara memiliki peran yang penting, maka sudah seharusnya mengganti paradigma sekuler yang menjadi landasan media saat ini dengan pemikiran Islam, yang tentu saja bersumber dari akidahnya. Yang akan terwujud ketika menerapkannya secara kaffah (menyeluruh).

Dalam Islam, media menjadi wadah penyebaran dakwah keseluruh alam, yang akan dimaksimalkan sebagai salah satu sarana kontrol dan alat propaganda atau dakwah negara tentang kebaikan syariat sang Pencipta. 

Media juga berperan sebagai sarana edukasi umat dalam rangka mendukung penerapan dan pelaksanaan hukum syara yang terbeban dipundak penguasa. Baik dalam kehidupan individu, keluarga maupun masyarakat di dalam negeri maupun kepentingan pelaksanaan politik luar negeri  berupa kewajiban mengemban dakwah Islam keseluruh alam.

Akan didapati perbedaan signifikan antara media dalam islam dan sekuler. Konten-konten yang tidak patut tidak akan kita dapatkan dalam sistem islam dan generasi mudanya pun memiliki kepribadian islam. Penguasa berkewajiban mengurus hal ini. Jika Penguasa tidak berkenan maka kewajiban akan beralih pada rakyat untuk mengoreksi Penguasa.

Dari uraian tersebut, maka telah terjelaskan jika untuk mewujudkan internet layak anak hanya akan tercapai dalam negara yang menerapkan Islam Kaffah. Maka sudah semestinya setiap individu dari umat Islam berjuang bersama untuk menegakkan institusi yang akan menerapkannya. Wallahua’lam bi ash-shawab.

Komentar