Zakat Menyucikan Hati dan Jiwa?

Khazanah143 views

Khazanah Jum’at – Ibadah zakat bertujuan untuk penyucian (tazkiyah) hati dan dan harta orang yang berpunya. Ia juga menyucikan hati kaum fakir dari segala kotoran akibat kefakiran harta, zakat menyucikan hati dan jiwa bagi setiap hamba yang mengeluarkannya.

Begitu pentingnya ibadah ini sehingga dinamakan sama dengan tujuannya melalui sebutan isim mashdarnya, ‘zakah’ (الزكاة). Ketika hati seorang hamba itu suci, maka ia akan mudah menanjak menuju derajat takwa. Ketakwaan itu dapat diraih melalui zakat, karena:

Pertama, penguatan iman dan kedalaman aqidah tauhid adalah asas pertama penyucian jiwa. Keyakinan tersebut dibuktikan dengan ketaatan seorang hamba terhadap perintah Tuhannya. Zakat, disebut oleh Rasulullah SAW sebagai bukti keimanan itu:

“Shalat adalah cahaya, zakat adalah bukti, kesabaran adalah penerang, dan alquran adalah hujjah untukmu atau atasmu.” (HR Muslim)

Kedua, tabiat hamba secara alami adalah mencintai harta, enggan membelanjakannya, dan selalu mencari yang lebih.

“Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cinta kepada harta.” (QS Al-Adiyat: 8)

Dijadikannya zakat sebagai amalan yang wajib agar efektif melatih jiwa untuk berlepas dari bergantung terhadap materi, lalu mengubahnya menjadi pengeluaran yang diniatkan meraih ridha Allah. Zakat menyucikan hati dan jiwa dengan menebar kebaikan terhadap sesamanya.

“Dan siapa saja yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS Al-Hasyr: 9)

Baca Juga :

Ketiga, sebagaimana zakat menyucikan hati muzaki dari takabur dan kikir, zakat juga menyucikan hati kaum fakir dari hasad dan dendam kepada lapisan di atas mereka. Sudah menjadi tabiat jiwa jika memandang orang-orang yang flexing, sedang ia merasa terhalang dari hak-haknya maka akan memunculkan iri, benci, bahkan dendam. Ali bin Abi Thalib RA berkata:

“Sesungguhnya Allah mewajibkan pada orang kaya muslim dalam harta mereka suatu kadar yang mencukupi kaum fakir mereka. Dan kaum fakir itu tidak akan kepayahan karena lapar dan dahaga kecuali memang dibuat-buat oleh orang-orang kaya mereka.” (HR Thabrani)

Jika orang kaya menunaikan lalu ditambah dengan aneka sedekah, akan terwujud rasa kasih sayang dan persaudaraan. Ketika tidak ada seorang muslim yang merasa tidak diperhatikan oleh muslim yang lain, maka segala keburukan akibat iri, benci, dan dendam akan hilang dengan sendirinya dari tengah-tengah mereka.

Keempat, sebagaimana tabiat hamba yang tidak mensyukuri nikmatnya sehat kecuali setelah diuji dengan sakit, maka hamba juga perlu diuji dengan wajibnya (dipaksa) mengeluarkan sebagian harta bernama zakat agar ia mensyukuri nikmatnya rizki berupa harta. Secara zhahir zakat akan mengurangi jumlah materi, namun secara hakiki itu adalah penambahan nikmat yang tidak dapat diukur hanya dari materi.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7)

Allahu A’lam…

Komentar