Allah berfirman :
{…قَالَ لِفَتَاهُ آتِنَا غَدَاءَنَا…}
Berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan kita” (al-Kahfi : 62)
قَالَ أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنْسَانِيهُ إِلَّا الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ ۚ وَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ عَجَبًا
Muridnya menjawab: “Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali” (QS.al-Kahfi: 63)
Saudaraku fillah…!
Hayatilah kisah Musa ini bersama pemuda sekaligus pembantunya, kita akan mendapati kemuliaan akhlak, kelembutan hati dalam bergaul serta pertemanan yang baik.
Musa memberitahunya rincian perjalanan mereka…
Musa menemaninya untuk mencicipi makanan…
Musa mema’afkan kekeliruannya…
Bahkan Musa memberikan rasa gembira utk menghilangkan ketakutannya…
Allah menyebutkan ungkapan Musa ketika ikan yg terlepas dari pemuda itu :
{ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ }
“Itulah (tempat) yang kita cari” (Al-Kahfi : 64)
Bukan menghardik, dengan mengatakan “kenapa kamu tidak menjaga dengan baik…”
Bukan berkata, “dasar kamu kerjanya tidak becus…”
Apalagi sampai melakukan tindakan pemecatan…
Bukan saudaraku…bukan itu yg dilakukan Musa…
Ya Allah…!
Hiasilah hidup kami dgn akhlak yg mulia, amin…
Sumber : WAHDAH.OR.ID
Editor : Albar Aryfhin
Komentar