Tingkat Partisipasi Pemilu 2019 di Sultra Lampaui Target Nasional

Politik640 views

Foto: Istimewa

Kendari – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengapresiasi peran serta seluruh stakeholder dalam menyukseskan Pemilu 2019 lalu.

Pada acara diskusi publik yang digelar Sultra Demo, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sultra, dan DPD Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Kendari, Selasa (13/8/2019), Ketua KPU Sultra La Ode Abdul Natsir mengatakan, tingkat partisipasi publik pada pemilu baru- baru ini mengalami peningkatan cukup signifikan, bahkan melampaui target nasional.

“Sangat jauh, ini menunjukkan masyarakat peduli dengan demokrasi, dan ini tidak terlepas dari peran dan kerja sama semua pihak,” katanya.

Pria yang akrab disapa Ojo itu merincikan, pada Pemilu 2014, angka partisipasi masyarakat hanya sampai 69, 51 %, sedang Pemilu 2019 mencapai 79, 33 %, angka tersebut lanjutnya melampauhi target nasional 77,5 %.

“Tentu kita berharap angka ini terus meningkat pada Pilkada 2020 mendatang,” pungkasnya.

Ditempat sama, Direktur Eksekutif Sultra Demo Arafat, menambahkan, Pemilu 2019 tentu banyak menyisakan sekat akibat perbedaan pilihan, namun semua adalah dinamika demokrasi yang juga menjadi bukti nyata keterlibatan publik dalam mengawal Pemilu yang jujur bersih, adil, dan akuntabel.

“Kalau tidak ada yang berbeda pilihan berarti tidak ada peran publik, tidak ada yang peduli demokrasi, karena itu sekat dan beda pandangan politik adalah hal yang pasti muncul dipermukaan sosial, akan tetapi itu jangan menyurutkan semangat dan persatuan kita, apalagi ini kita menghadapi Pilkada 2020, kesuksesan Pemilu kemarin karena publik terlibat aktif, sehingga kesuksesan Pilkada mendatang juga ditentukan oleh peran pasrtisipatif kita secara aktif,” ujarnya.

Hal senada turut diperkuat Gugus Suryaman, Ketua SMSI Sultra itu menyebut, kesuksesan pesta demokrasi baik Pemilu maupun Pilkada ditentukan oleh peran serta seluruh elemen.

Bagi dirinya, profesi jurnalis atau peran media sangat vital dalam proses pelaksanaan demokrasi.

“Jadi Pilkada dan Pemilu tanpa media itu seperti nonton film korea tanpa subtitle Indonesia,” demikian analogi sederhana Gugus mengibaratkan pentingnya peran media, termaksud semua elemen dari ragam profesi.

bni/rls

Komentar